"Kinerja ekspor Sulut di beberapa negara Timur Tengah masih berjalan normal," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Darwin Muksin di Manado, dikutip dari Antara, Kamis 8 Juni 2017.
Darwin mengatakan, konflik diplomatik yang terjadi di Qatar tidak berdampak ke ekspor Sulut, karena sebagian besar produk yang dikirim ke negara-negara Timur Tengah yakni bahan makanan.
"Biasanya produk makanan tidak akan berdampak krisis, karena otomatis sangat diperlukan oleh masyarakat," katanya.
Dia mengatakan negara-negara bagian di Timur Tengah merupakan pasar potensial berbagai komoditas ekspor Sulut sehingga tahun ini akan terus didorong.
Negara-negara yang menjadi target ekspor ke Timur Tengah yakni seperti Bahrain, Siprus, Mesir, Turki, Iran (Persia), Irak, Israel, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar, Arab Saudi, Suriah, Uni Emirat Arab, Yaman dan Palestina. Dari negara-negara tersebut, katanya, sudah ada beberapa yang menjadi tujuan ekspor komoditas Sulut yakni Israel, Arab Saudi, Suriah, Uni Emirat Arab, Yaman serta Turki.
"Dan yang lainnya akan diupayakan Sulut mampu ekspansi di tahun ini," jelasnya.
Pada April 2017, telah diekspor tepung kelapa ke Uni Emirat Arab sebanyak 52 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 96.342 dolar Amerika Serikat (AS).
Dia mengatakan tepung kelapa merupakan komoditas turunan kelapa masih dan hingga kini masih menjadi produk unggulan ekspor Sulut.
"Dari sekian banyak komoditas Sulut yang diekspor ke luar negeri, tepung kelapa salah satu yang paling banyak negara tujuannya," katanya.
Rata-rata setiap bulan, tepung kelapa Sulut diekspor ke 20-an negara dan di dalamnya beberapa negara Timur Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id