"Kita melayani CSR dan permintaan ekspor, tidak boleh lagi ekspor dan terakhir untuk CSR BNI bagi TKI di Hong Kong, setelah itu kita tidak boleh lagi, kebutuhan masker hanya untuk Kimia Farma," ujar Direktur RNI (Persero) Eko Taufik Wibowo dikutip dari Antara, Jumat, 6 Maret 2020.
Eko mengatakan saat ini pihaknya belum memproduksi masker. RNI berencana memproduksi masker untuk jemaah haji pada Maret ini sekitar 5-7 juta masker. Namun ada perkara bahan baku tidak bisa keluar karena stok dari Tiongkok kosong. Puluhan ribu masker yang ada di RNI saat ini merupakan stok lama.
"Sekarang tinggal 50 ribu, belum sempat produksi karena tidak ada bahan baku dari Tiongkok, mengingat sejak Januari sudah tidak boleh keluar bahan baku di sana. Stok yang ada kosong," kata dia.
Terkait upaya pengadaan bahan baku masker yang diimpor dari Eropa, Eko menyampaikan saat ini belum ada respons dari produsen Eropa.
"Ada bahan baku dari Eropa, tapi belum ada jawaban. Responsnya nanti-nanti terus. Risikonya lebih mahal, komitmen belum detil," katanya.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir berencana mendatangkan bahan baku masker dari Eropa jika stok bahan baku dari Tiongkok untuk membuat perlengkapan kesehatan tersebut habis. Namun Erick Thohir meminta masyarakat untuk memahami jika harga masker di waktu mendatang mengalami kenaikan, mengingat bahan baku untuk membuat masker berasal dari Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News