Bambang menyebutkan, dari USD400 miliar dana yang dibutuhkan untuk proyek infrastruktur, 60 persennya atau sekitar USD240 miliar, akan disumbang oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta.
"Pemerintah menawarkan kepada siapapun yang memiliki teknologi hijau dari negara manapun, bisa berinvestasi ke Indonesia. Hal ini penting untuk memastikan Indonesia dapat mengatasi persoalan terkait perubahan iklim," kata Bambanhg, Opening Plenary pada Tropical Landscapes Summit: A Global Investment Opportunity di Shangri La Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (28/4/2015).
Bambang juga mengusulkan ide terkait perubahan iklim diselaraskan dengan kepentingan Indonesia, pembangunan keberlanjutan. Dia mengatakan Indonesia sudah mengambil langkah maju untuk mitigasi dampak dari perubahan iklim, yaitu dengan mengubah kebijakan subsidi BBM yang disalurkan menjadi anggaran belanja pada sektor yang lebih produktif. Pemotongan subsidi BBM untuk pembangunan infrastuktur, menjaga tingkat defisit.
"Pertumbuhan lebih baik iklim lebih baik, ini contoh nyata, memotong subsidi BBM berarti kita pro mitigasi untuk perubahan iklim. Artinya bisa jaga daya beli masyarakat, keberlanjutan fiskal, hasilnya pertumbuhan yg lebih tinggi dan ini akan membuat tingkat masyarakat yang lebih baik," tuturnya.
Lebih lanjut, Bambang menambahkan investasi menjadi salah satu pilar dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah perubahan iklim ekstrim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News