Petani karet, Dani (42) saat mencari dan mengumpulkan getah karet yang sudah disadap di dalam hutan Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat. (FOTO: MI/Bary)
Petani karet, Dani (42) saat mencari dan mengumpulkan getah karet yang sudah disadap di dalam hutan Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat. (FOTO: MI/Bary)

Harga Karet Alam Ditargetkan Capai Angka Ideal

Ilham wibowo • 01 April 2019 16:26
Jakarta: Harga karet alam dunia ditargetkan meningkat seiring kesepakatan yang dilakukan tiga negara produsen terbesar yakni Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Volume ekspor wajib dikurangi sebanyak 240 ribu ton selama empat bulan ke depan.
 
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan mengatakan implementasi hasil kesepakatan Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) ke-6 diyakini berdampak positif, terutama untuk jangka pendek kelangsungan industri sektor karet alam. Adapun Indonesia mendapatkan kewajiban menahan ekspor karet alam sebanyak 98 ribu ton dalam rentang waktu tersebut.
 
"Harga karet dunia membaik kalau sudah mencapai USD2 per kilogram (kg), itu sangat kita targetkan," kata Kasan di Auditorium 3, Gedung Utama Kemendag, Jakarta, Senin, 1 April 2019.

Menurut Kasan, harga karet alam masih menyentuh level terendah sejak periode 2013-2017. Hingga November 2018, harga karet alam berada pada angka USD1,2 per kg. Angka itu kemudian terkoreksi positif pada Maret 2019 menjadi USD1,4 per kg dengan berbagai diplomasi ekonomi internasional.
 
"Kalau lihat perkembangan terakhir harga karet alam di bursa yang ditransmisikan ke harga petani itu membaik, beberapa daerah sudah ada yang di atas Rp9 ribu per kg," paparnya.
 
Implemetasi pembatasan volume ekspor dalam kesepakatan AETS ke-6 yang dimulai 1 April 2019 ini diyakini bakal mendongkrak langsung harga karet alam di pasar dunia. Sehingga, keuntungan petani karet bisa meningkat pesat dan akhirnya turut memperkuat neraca ekspor nonmigas nasional.
 
Menurut Kasan, setiap poin kenaikan harga karet alam dunia sangat menggembirakan saat ditotal dengan keseluruhan produksi karet nasional yang mencapai tiga juta ton per tahun. Apalagi, tren kenaikan itu bisa mendapatkan kepastian bisa terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya.
 
"Harga persis tentu pemerintah dan asosiasi akan pastikan untuk memonitoring agar harga ini mencapai angka remuneratif petani karet," ungkap Kasan.
 
Nilai ekspor karet alam Indonesia ke dunia turun dengan tren 9,04 persen pada periode 2013-2017. Nilai itu dinilai tak baik bisa dikaitkan dengan volume ekspornya yang tidak berubah signifikan.
 
AETS telah beberapa kali dilaksanakan dan berdampak cukup efektif dalam perbaikan harga karet. Setelah pelaksanaan AETS 2016, nilai ekspor karet membaik pada 2017 menjadi USD5,59 miliar dengan volume ekspor naik menjadi 3,28 juta ton.
 
Pada 2018, nilai ekspor mengalami penurunan menjadi USD4,17 miliar dengan volume ekspor 2,95 juta ton. Hal ini merupakan dampak dari pelaksanaan AETS di awal 2018. Sementara pada Januari 2019, nilai ekspor karet alam tercatat sebesar USD273 juta dengan volume ekspor mencapai 210,37 ribu ton.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan