Limbah plastik untuk ekonomi sirkular. Foto : MI.
Limbah plastik untuk ekonomi sirkular. Foto : MI.

Denmark Dorong Indonesia Kembangkan Limbah

Husen Miftahudin • 24 Februari 2020 16:36
Jakarta: Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) didukung Pemerintah Denmark bersama Kementerian/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meluncurkan inisiatif pengembangan strategi ekonomi sirkular. Model ekonomi baru ini dinilai dapat lebih meningkatkan pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja, dan mengatasi perubahan iklim pada saat bersamaan.
 
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengakui selama ini banyak industri dalam negeri yang hanya berorientasi pada cara-cara ekonomi linear. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk terus mengampanyekan penerapan ekonomi sirkular demi peningkatan nilai ekonomi. Ekonomi sirkular adalah pengembangan ekonomi dengan menggunakan sistem daur ulang untuk beberapa barang konsumsi.
 
"Sekarang ada sistem ekonomi yang recycle. Beberapa pabrik air minum kemasan itu sudah menggunakan plastik yang di-recycle. Jadi sekarang orang memproduksi, mengkonsumsi, terus di-recycling lagi," ujar Suharso di Hotel Mandarin, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 24 Februari 2020.

Strategi ekonomi sirkular diklaim telah berhasil dilakukan di beberapa negara, termasuk Denmark. Melalui inisiatif ini, Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mengadopsi strategi nasional ekonomi sirkular agar dapat meningkatkan daya saing dan menarik lebih banyak investasi swasta.
 
Strategi nasional bertujuan untuk memfasilitasi kemitraan yang erat antara sektor publik dan swasta dalam menerapkan ekonomi sirkular. Pengadopsian ekonomi sirkular juga akan mempercepat kemajuan lndonesia menuju 'Tujuan Pembangunan Berkelanjutan' yang menjadi komitmen pemerintah terhadap produksi berkelanjutan.
 
"Model ekonomi sirkular adalah kunci untuk mencapai nol polusi dan lingkungan yang bebas limbah beracun. Pemerintah Indonesia dengan senang hati menyambut inisiatif yang sangat dibutuhkan ini yang akan memudahkan transisi dari ekonomi berbasis sumber daya alam," ungkap dia.
 
Menurutnya, transisi ke ekonomi sirkular adalah langkah penting menuju pembangunan berkelanjutan. lndonesia, sebutnya, harus mengambil langkah lebih cepat untuk mengurangi konsumsi sumber daya alam dan berpikir lebih cerdas dengan sumber daya yang telah digunakan.
 
"Sekarang ini ekonomi sudah menuju ke sana sehingga terjadi penghematan. Sekarang B3 juga bisa dimanfaatkan, bahkan limbah rumah sakit pun bisa dijadikan sesuatu. Jadi ini yang maksudnya tidak ada lagi yang tersisa dan kita bisa sirkularkan, dan punya nilai ekonomi yang tinggi," jelas Suharso.
 
Menteri Lingkungan Denmark, Lea Wermelin mendukung penuh inisiatif ini. "Saya sangat senang lndonesia mengambil inisiatif ini untuk merumuskan strategi ekonomi sirkular. Saya juga senang Denmark dan UNDP dapat mendukung langkah pertama dalam transisi ini," ucap Wermelin.
 
Sementara itu, Resident Representative UNDP di Indonesia, Christophe Bahuet menekankan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan terhadap transisi ke ekonomi sirkular bagi Indonesia. Upaya ini juga bisa menjadi aksi nyata bersama antara sektor publik dan swasta terhadap perubahan kebijakan, penciptaan peluang bisnis baru, serta penciptaan jenis pekerjaan baru.
 
"Inisiatif baru untuk ekonomi sirkular ini menggambarkan dimensi inovatif kemitraan antara UNDP dan Pemerintah Indonesia. Kami akan mengadopsi pendekatan komprehensif terhadap daur ulang limbah dan semua dimensi ekonomi, sosial serta lingkungan pada sirkular ekonomi sehingga Indonesia dapat memperoleh manfaat maksimal," pungkas Bahuet.
 
Adapun potensi transisi ekonomi sirkular di Indonesia terjadi pada bidang makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, perdagangan grosir, hingga eceran (plastik) dan elektronik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan