Ini buntut dari perselisihan antara pemerintah dengan PT Freeport Indonesia menyangkut masa depan operasi pertambangannya di Tembagapura, Timika, Papua. Tentu hasil dari perselisihan itu akan menjadi indikator untuk keputusan berikutnya.
Pejabat Sementara Kepala Bank Papua Cabang Timika Joko Suparyono mengatakan, penghentian pelayanan perkreditan tersebut berlaku untuk sementara waktu. Jika kondisi operasi pertambangan Freeport sudah normal kembali maka pelayanan perkreditan kepada karyawan Freeport dan perusahaan-perusahaan privatisasinya bisa dibuka kembali.
"Namun demikian, pelayanan tetap berjalan pada kantor-kantor Bank Papua di area operasi PT Freeport Indonesia, di antaranya di Tembagapura, Kuala Kencana, dan Portsite Amamapare," kata Joko, seperti dikutip dari Antara, Kamis 2 Maret 2017.
Sejauh ini pegawai Freeport Indonesia yang menjadi nasabah Bank Papua sekitar 3.000 orang. Nilai kredit yang digelontorkan Bank Papua kepada karyawan permanen Freeport dan sejumlah perusahaan privatisasinya itu cukup fantastis yaitu sekitar Rp500 miliar.
Situasi krisis yang menimpa Freeport Indonesia telah berlangsung sejak awal Januari 2017, yang tidak lagi mendapatkan izin dari pemerintah untuk mengekspor 60 persen dari total produksi konsentratnya ke luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id