Ilustrasi. ANTARA FOTO/Wahyu Putro.
Ilustrasi. ANTARA FOTO/Wahyu Putro.

85% Dana Repatriasi di Bank Berbentuk USD

Husen Miftahudin • 19 Desember 2016 17:00
medcom.id, Jakarta: Komitmen pembayar pajak untuk menyetor dana repatriasi dalam program amnesti pajak diharap disalurkan ke sektor perbankan. Hal ini untuk menggenjot penyaluran kredit perbankan dalam mendorong pembangunan ekonomi dalam negeri.
 
Direktur Keuangan PT BRI (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo mengungkapkan, realisasi dana repatriasi yang sudah masuk saat ini sekitar Rp60 triliun. Dari jumlah itu, mayoritas disalurkan ke sektor perbankan.
 
Sayangnya, dana-dana tersebut sebagian besar berbentuk mata uang asing. Haru mengaku bahwa 85 persen dana repatriasi yang ada di perbankan berbentuk dolar Amerika Serikat (USD).

"Ini jadi kendala. Karena perbankan kita mayoritas menyalurkan (kredit) dalam bentuk rupiah, sehingga ada miss match," ujar Haru dalam Seminar Prospek Ekonomi Indonesia 2017: Memetakan Sektor-sektor Unggulan di Balai Kartini, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (19/12/2016).
 
Dia mengaku, komitmen pembayar pajak untuk menyetor dana repatriasi dalam amnesti pajak sebanyak Rp142 triliun. Artinya, ada dana sebesar Rp82 triliun yang belum terealisasi. Dana-dana yang belum terealisasi itu diharap masuk ke sektor perbankan.
 
"Mudah-mudahan sisanya dari Rp142 triliun itu atau sekitar Rp80 triliun ada sebagian besar masuk ke perbankan dan bisa dikelola serta disalurkan dalam bentuk kredit," harap Haru.
 
Namun demikian, dia khawatir dana repatriasi yang sudah dan belum terealisasi akan disalurkan pembayar pajak ke sektor keuangan nonperbankan. Jika mereka menarik dananya dari perbankan akan sulit bagi bank-bank dalam negeri untuk menggenjot penyaluran kredit.
 


 
"Kalau mereka keluar dari perbankan ke pembelian saham, obligasi, dan lain-lain, maka akan ada dana perbankan yang tertarik. Tapi overall, tax amnesty yang kita peroleh sangat membantu perbankan. Dan dengan segala challenge (tantangan) yang ada, bisa kita manfaatkan," tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan