"Dengan begini nilai tambah petani akan naik sehingga neraca belanja ekspor-impor akan positif. Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Rohidin dalam keterangannya, Jakarta, Selasa 22 Agustus 2017.
Menurutnya, ekspor komoditas pertanian dan tambang merupakan lumbung ekonomi Bengkulu. Pelaku usaha diharapkan memanfaatkan infrastruktur strategis demi meningkatkan nilai tambah produk dan peluang pasar komoditas perkebunan.
Pelabuhan Pulau Baai contohnya. Berjarak 20 km dari pusat Kota Bengkulu, Pelabuhan Pulau Baai bisa menjadi gerbang aktivitas perdagangan ekspor-impor yang strategis karena komoditas pertanian bisa langsung terdistribusi.
"CPO dan kopi kita pastikan pintu keluarnya adalah Pulau Baai. Pulau Baai siap untuk melaksanakan peran itu sehingga mampu memunculkan pelaku usaha baru," tegas Rohidin.
Sementara itu, General Manager Pelindo II Bengkulu, Drajat Sulistio menuturkan, Peti Kemas dan CPO saat ini sudah bisa ekspor dari pelabuhan Pulau Baai dengan dokumen PEB Bea Cukai Bengkulu. Drajat berharap langkah ini diikuti produk komoditas lain.
Pelindo II cabang Bengkulu pun membuka kantor pelayanan 7 hari seminggu untuk proses ekspor. Kegiatan operasionalnya juga berjalan 24 jam dalam 7 hari.
"Dengan adanya konsolidasi ini, cost logistik dapat ditekan sehingga masyarakat pulau terluar bisa menikmati harga terjangkau. Dan distribusi barang dari pulau-pulau terluar dapat dilayani," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News