Selain itu, pihaknya telah menargetkan memiliki 124 unit kapal yang akan diselesaikan pada April 2018 dan rata-rata pengangkutan barang dari Indonesia timur berada di Surabaya.
"Saya ajak alumni ITS untuk memikirkan bagaimana program-program kelautan termasuk tol laut ini kita pikirkan secara matang, supaya efektivitas dan efiensi bisa tercapai, saya yakin ini bisa dilakukan dengan baik," ujar Budi saat menghadiri Focus Group Discussion IKA ITS bertajuk Meningkatkan Konektivitas, Rantai Pasok dan Daya Saing untuk Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, di Jakarta, Jumat, 2 Maret 2018.
Menhub pun ke depannya akan mengajak universitas di Indonesia untuk bersama-sama memikirkan permasalahan maritim Indonesia.
"Saya mengajak universitas lain tentang apa yang sudah kita lakukan. Karena apa yang sudah kita lakukan ada uang rakyat yang harus kita jaga, Supaya bermanfaat bagi rakyat," tambahnya.
Sementara itu, untuk meningkatkan potensi ekonomi kelautan, pemerintah telah membangun lima pelabuhan laut dalam, program kapal perintis, kargo, serta pariwisata maritim, 19 feeder ports, dan 100 sub-feeder ports.
Bedasarkan tujuh parameter keberhasilan ekonomi maritim yang dilakukan IKA ITS 2016, sebesar 70 persen Gross Domestic Product (GDP) berasal dari laut. Sedangkan kondisi kontribusi GDP Indonesia masih 30 persen, hal tersebut membutuhkan terobosan yang matang agar laut menjadi penyumbang utama GDP Indonesia.
Jika dibandingkan dengan Korea Selatan maupun Vietnam hanya memiliki kontribusi Produk Domestic Bruto (PDB) sektor kelautan antara 48 persen sampai 57 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News