"Menurunnya NTP-Pr itu dipicu oleh naiknya indeks yang diterima petani (lt) sebesar 0,04 persen," kata Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, seperti dikutip dari Antara, di Denpasar, Senin (15/2/2016).
Sementara itu, lanjutnya, untuk indeks yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan lebih besar yakni 0,80 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas naiknya indeks yang diterima petani antara lain kakao, kelapa, cengkeh, dan buah aren (enau).
"Pada sisi lain, kenaikan pada indeks yang dibayar petani dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,97 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,18 persen," tuturnya.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran menjelaskan, harga hasil perkebunan yang digeluti petani rata-rata mengalami kenaikan pada akhir 2015 seperti kopi robusta maupun arabika.
"Sejumlah harga hasil perkebunan rakyat di Bali mengalami kenaikan, namun angkanya cukup fluktuasi selama periode 2015," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News