Wakil Presiden Jusuf Kalla menyadari jika Indonesia memiliki nilai suku bunga yang cukup tinggi di Asia, yakni sekitar 10-12 persen. Hal ini membuat sektor ekonomi Indonsesia sulit bersaing dengan negara lain.
"Untuk bersaing, Indonesia harus lebih efisien," kata JK, dalam pidatonya dalam Indonesia Summit 2016, di Hotel Shangri-La, Jalan Karet, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (25/2/2016).
Di hadapan seluruh pelaku bisnis baik dari lokal maupun asing, dia mengatakan jika pemerintah sedang menggagas kebijakan untuk menurunkan nilai suku bunga. Pemerintah Indonesia menargetkan suku bunga turun di bawah 10 persen tahun depan.
Kalla pun mengapresiasi Bank Indonesia (BI) yang mengumukan penurunan BI rate beberapa waktu silam. Penurunan BI rate dan disusul penurunan suku bunga akan memberikan dampak positif untuk sektor ekonomi.
"Penurunan bunga membuat beban industri kita lebih ringan, yang tadinya mengandalkan pinjaman luar negeri bisa mulai beralih ke perbankan nasional karena bunganya lebih rendah. Industri akan lebih efisien," kata mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.
Selain penurunan nilai suku bunga, efisiensi juga dicapai dengan penurunan biaya produksi. Penurunan biaya ini, kata dia, berkaitan dengan penyediaan infrastruktur di Indonesia. Kalla berharap, pembangunan infrastruktur yang menjadi program penting pemerintahan saat ini dapat berjalan dengan baik.
"Kami harap dalam tiga tahun ini pembangunan yang dilakukan bisa membuat industri kita semakin efisien. Dan bisa menciptakan efek berkelanjutan yang positif," pungkas Kalla.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id