Edward mengungkapkan, dalam pengembangan tersebut, pihaknya menggandeng PT Angkasa Pura II (AP II) selaku otoritas pengelola bandara, untuk mengelola Halim Perdanakusuma.
"Kita tidak akan ambil alih (Halim Perdanakusuma). Kita akan kerja sama, kerja sama apa saja masih kita bicarakan. Masalah Halim itu memang ada kerja sama dengan TNI-AU, tapi kita tidak serta merta ambil alih. Kerja sama pengelolaannya dengan AP II," beber Edward saat dihubungi Metrotvnews.com, Selasa (8/3/2016).
Terkait bentuk kerja sama dengan AP II ini, Edward belum bisa mamaparkannya lebih jauh. Karena, manajemen Lion baru saja memenangkan pengadilan setelah Mahkamah Agung (MA) menolak peninjauan kembali AP II dalam sengketa pengelolaan HLP.
"Kita belum bisa cerita apa-apa, karena baru selesai di pengadilan. Kami akan bicara dengan semua pihak dulu," ujar dia singkat.
Oleh karena itu, dia menampik jika Lion Group ingin mengambil alih kepemilikan Halim Perdanakusuma. "Itu tidak benar," tegas Edward.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) dalam akun Twitter resminya membeberkan jika perjanjian kerja sama ini dibatasi berdasarkan waktu tertentu dan bisa dievaluasi.
"#Perjanjian kerja sama dibatasi waktu 25-30 tahun dan dapat dihentikan/diperpanjang setelah dikaji aspek kemanfaatannya," demikian seperti dikutip dalam akun resmi Twitter @_TNIAU.
TNI AU dari cuitan di Twitter menyatakan bahwa tak ada perubahan dari ditolaknya gugatan MA yang dilakukan AP.
"#Selama ini, kepentingan operasional pesawat VVIP dan pesawat TNIAU lainnya tetap diprioritaskan di BandaraHLP dan bukan sebaliknya," tambahnya.
"#Tapi mohon jangan lantas menuduh kami menjual pangkalan udara. Kami tidak berpolitik, politik kami adalah politik negara (PUNKRI)," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id