Peternak rakyat mandiri asal Bogor, Jawa Barat Kadma Wijaya mendesak KPPU membuka kembali keran afkir dini (pemusnahan) indukan ayam atau parent stock (PS). Jika demikian, diyakini pelanjutan afkir dini yang sudah memusnahkan tiga juta indukan ayam tersebut akan menyelamatkan nasib peternak ayam.
"Kesepakatan afkir ini sudah sejak lama kami minta. Kami bersama tim ad hoc sudah membuat tiga fase, langkah pertama dua juta sudah jalan pada Oktober-November. Dilanjutkan Desember tahap kedua. Kemudian akhir Januari harusnya jadi tahap ketiga sudah di atas 50 persen, tapi kan dihentikan karena rekomendasi KPPU," cetus Kadma dalam Forum Diskusi Publik BBA (Bincang-Bincang Agribisnis) di Rumah Makan Bumbu Desa, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/3/2016).
Pengamat ekonomi pertanian Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Bustanul Arifin berharap agar KPPU tetap melanjutkan proses persidangan. Di sisi lain, KPPU juga memberikan kembali izin kelanjutan afkir dini sebagai solusi jangka pendek peternak mandiri.
"Persidangan silakan lanjutkan, namun solusi harus tetap dilanjutkan. Masa orang rugi tidak diberikan solusi," tegas Bustanul.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Muladno membeberkan, afkir dini merupakan rumusan bersama dengan para peternak. Fluktuasi harga ayam diharap segera teratasi dalam jangka waktu yang singkat.
"Saya sudah laporkan juga ke pak Menteri, dan itu dilakukan untuk jangka pendek. Saya sudah minta kepada KPPU melanjutkan afkir dini tapi belum di bahas, sebab untuk saat ini itu (afkir) paling benar," tuturnya.
Di sisi lain, pihaknya juga melakukan operasi pasar agar harga daging ayam (karkas) tidak mencekik konsumen.
"Kita operasi pasar beli harga ayam yang lebih tinggi kepada peternak agar kerugiannya terkontrol. Karena faktanya, banyak peternak yang rugi karena over supply," pungkas Muladno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News