Pengrajin kulit. Indonesia dinilai belum siap mengikuti TPP. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Pengrajin kulit. Indonesia dinilai belum siap mengikuti TPP. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Indonesia Masih Belum Siap Gabung TPP

Husen Miftahudin • 02 November 2015 17:08
medcom.id, Jakarta: Niat Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bergabung dengan Trans-Pacific Partnership (TPP) ditanggapi pesimistis oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Pasalnya, penghapusan menggunakan bahan baku lokal menjadi kendala industri-industri dalam negeri untuk bisa bersaing dalam arus liberalisasi.
 
Sekretaris Jenderal Kemenperin Syarif Hidayat mengungkapkan, butuh waktu agar industri lokal siap dan bergabung dengan TPP. Karena menurutnya, untuk bergabung dengan TPP, pemerintah harus memperkuat industri dalam negeri terlebih dahulu agar mampu bersaing dengan anggota TPP lainnya.
 
"Contohnya, untuk bisa bersaing tentunya bahan baku yang kita miliki bisa didapatkan dengan mudah oleh industri kita dan dengan harga yang relatif murah agar kita bisa bersaing," kata Syarif, ditemui usai Diskusi Pakar Perlindungan Investor dan Kepastian Hukum dalam Berinvestasi, di Wisma Bisnis Indonesia, Jalan KH Mas Mansyur No 12A, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2015).

Selain itu, tambahnya, pemerintah juga harus memperkuat sistem perpajakan agar mampu bersaing. "Kemudian insentif-insentif lainnya kepada industri itu. Ini semua dilakukan agar kita bisa bersaing," papar dia.
 
Menurut Syarif, Indonesia saat ini tak memerlukan kerjasama perdagangan global yang justru menindas industri lokal. Ditilik dalam hal waktu, sebut dia, Indonesia belum siap bergabung dengan TPP meski tahun depan.
 
"Kalau saya melihat tentunya pendek atau panjang tergantung kajian kita semua. Kita akan lihat dan tidak buru-buru lah. Kalau menurut saya pribadi (kesiapan Indonesia bergabung dengan TPP) belum lah, walaupun tahun depan," jelasnya.
 
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah memperkuat koordinasi antarkementerian agar mampu memberi dorongan bagi industri dalam negeri. Diharap dengan koordinasi yang semakin baik, industri lokal mampu bersaing dan mampu mendobrak dominasi industri global.
 
"Sekarang kan di ekonomi perannya ada di Menteri Koordinator Perekonomian yang sangat menonjol, sehingga koordinasi sering dilakukan di sana. Jadi mudah-mudahan ke depan akan semakin baik," pungkas Syarif.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan