Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano mengatakan laba tersebut ditopang oleh penyaluran pembiayaan mencapai Rp17,7 triliun, meningkat 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp15 triliun.
"Porsi pembiayaan terbesar BNI Syariah masih dari pembiayaan konsumer sebesar Rp9,3 triliun atau tumbuh 18,4 persen," ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (26/1/2016).
Sementara itu, pembiayaan produktif mencapai Rp3,95 triliun yang terdiri dari pembiayaan komersial Rp1,4 triliun dan pembiayaan di bawah Rp10 miliar mencapai Rp1,8 triliun. Sedangkan sisanya merupakan pembiayaan di bawah Rp2 miliar seperti pembiayaan mikro, kredit wirausaha, dan sisa kredit usaha rakyat (KUR) tahun sebelumnya.
Di saat yang sama, Direktur Bisnis BNI Syariah Imam T Saptono menuturkan, pada tahun ini BNI Syariah menerapkan strategi penyaluran pembiayaan yang lebih konservatif.
"Kami targetkan pertumbuhan pembiayaan 14-16 persen, namun ada peluang 'swing up' (meningkat lebih tinggi) karena sinergi dengan induk (BNI) akan lebih kencang lagi," ujar Imam.
Sedangkan dari sisi dana pihak ketiga (DPK), BNI Syariah berhasil menghimpun dana mencapai Rp19,3 triliun di mana sebanyak Rp7,4 triliun merupakan tabungan dan sebanyak Rp10,4 triliun dalam bentuk deposito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News