"Rata-rata 30 persen peningkatan selama tiga bulan itu, dari Mei, Juni, Juli ini," ujar Ketua Umum Gapmmi, Adhi S. Lukman, di Gedung Kementerian Perindustrian, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (13/7/2016).
Dirinya menambahkan, permintaan sejak awal puasa sampai dengan lebaran tahun ini juga mengalami peningkatan dari tahun lalu. Bahkan tingginya permintaan membuat pelaku di industri mamin harus menyetok barang lebih awal.
"Dan kita juga sudah siapkan distribusi sampai ke daerah daerah karena kita tahu kita antisipasi ke masa-masa truk yang tidak boleh lewat, dan kita sudah antisipasi sampai ke daerah-daerah dan kebetulan untuk pangan olahan tidak ada masalah. Saya pantau ke daerah daerah cukup baik distribusinya," jelas dia.
Beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan permintaan adalah upaya pemerintah mendorong konsumsi dalam negeri. Selain itu, tidak adanya kenaikan di pedagang ritel membuat banyak masyarakat yang lebih memilih berbelanja di sana.
"Kita tidak menaikkan harga, rata-rata stabil. Sehingga dengan adanya kenaikan Upah Minimum Provinsi ini memicu kenaikan daya beli. Harga tidak naik, menambah daya beli sehingga memacu pertumbuhan yang lebih baik di 2016," lanjut Adhi.
Sementara itu untuk kuartal II diharapkan pertumbuhan di industri akan lebih tinggi. Ditargetkan dengan adanya bulan Ramadan dan Lebaran, penjualan di industri ritel mencapai angka delapan persen.
"Karena kita lihat permintaan cukup baik dan saya tanya ke beberapa anggota permintaan cukup baik meskipun belum melonjak seperti beberapa tahun yang lalu karena tahun lalu agak sedikit lebih jelek," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News