Ilustrasi (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas).
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas).

Charoen Pokphand Indonesia Respons Positif Kebijakan Pembatasan Impor Jagung

Dian Ihsan Siregar • 15 Juni 2016 23:21
medcom.id, Jakarta: PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) merespon positif kebijakan Kementerian Pertanian (Kementan) yang membatasi impor jagung. Perseroan sendiri mengakui turun andil dalam menyerap jagung lokal sebagai bahan baku produksi untuk pakan ternak.
 
Menurut Presiden Direktur Charoen Pokphand Indonesia Tjiu Thomas Effendy‎, perseroan mengapresiasi penuh aturan pemerintah soal pembatasan impor jagung yang memiliki tujuan untuk meningkatkan swasembada pangan dalam negeri.
 
"Untuk jagung kita dukung program pemerintah untuk swasembada. Secara prinsip sangat mendukung apalagi kita juga punya perusahaan pembibitan jagung. Dengan ada ini maka pemakaian bibit ini akan lebih baik," ucap Tjiu, ‎ditemui pada saat paparan publik perseroan di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (15/6/2016).

Perseroan tidak merasa keberatan dengan kebijakan tersebut, karena diakui Tjiu, pasokan dari Bulog yang dipilih perseroan terkait suplai masih aman. Alhasil dapat memenuhi kebutuhan produksi yang ada.‎
 
"Memang terakhir ada pembatasan dari kementan, untuk sebelumnya pengusaan pakan bisa impor sendiri. Awal tahun ini perseroan menunjuk bulog dan membeli jagung dari bulog," jelas Tjiu.
 
‎Tjiu mengakui, perseroan sangat aktif membeli jagung lokal. Dia mengaku perseroan terakhir membeli dari Bulog sekitar 3.800-3.900 ton. Angka itu lebih besar dari anjuran Kementan yang hanya di posisi 3.150 ton.
 
‎"Setelah dari Bulog sekitar 600 ribu ton kita sangat instensif untuk membeli jagung lokal dan jagung lokal. Sebenernya Mentan berikan garis minimum 3.150 dengan kadar air 15 persen, kita terakhir beli 3.800-3.900an. Program itu berhasil, menurut petani, baik, dan bibit jagung kita akan naik di pasaran," terang Tjiu.
 
Perseroan tidak cemas atas terlambatnya pasokan bahan produksi meskipun jagung memiliki sifat musiman. Pasalnya, perseroan mempunyai pabrik pengeringan jagung pribadi yang dapat membantu kelancaran produktifitas.
 
"Jagung musiman. Tapi Maret-April kemarin relatif oke. Kita dapat bahan baku dari lokal. Kita punya beberapa pabrik. Dari tiap pabrik punya pengering. Karena punya pengering jadi lebih baik, jadi sampai hari ini cukup oke," pungkas Tjiu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan