"Hilirisasi dilakukan untuk menghasilkan produk-produk yang lebih beragam dan bernilai ekonomi tinggi, sehingga memiliki daya saing yang kuat di pasar domestik dan internasional," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Haris Munandar dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu (11/9/2016).
Haris menegaskan, strategi pembinaan dan pengembangan industri agro nasional akan berhasil dengan baik, jika dilakukan koordinasi dan sinkronisasi yang sinergis antar instansi terkait baik di pusat maupun daerah termasuk peran lembaga penelitian dan pengembangan (litbang).
"Pengembangan industri agro membawa dampak ganda pada penyediaan lapangan kerja dan pemerataan pembangunan industri ke seluruh daerah," tuturnya.
Selain itu, lanjut Haris, banyak tantangan yang harus dihadapi industri agro seiring semakin meningkatnya persyaratan konsumen akan produk-produk yang bermutu tinggi dan aman serta semakin ketatnya persaingan pasar baik di lokal maupun global.
"Untuk itu diperlukan strategi yang tepat agar target dapat tercapai," ujarnya.
Kemenperin telah menetapkan target pertumbuhan industri agro pada 2016 sebesar 7,7 persen atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 7,5 persen. Pertumbuhan ini akan memberikan kontribusi pada produk domestik bruto industri pengolahan non-migas sebesar 46 persen.
"Dalam upaya mencapai target yang telah ditetapkan tersebut, strategi utama yang perlu kami lakukan antara lain meliputi empat pendekatan atau kategori," ungkap Haris.
Pertama, penerapan regulasi seperti pengenaan bea keluar, larangan ekspor bahan baku serta pemberian insentif tax holiday dan tax allowance. Kedua, melakukan intervensi dengan memberikan bantuan peralatan dan mesin, serta promosi pasar melalui pameran di dalam maupun luar negeri.
Kemudian ketiga, pemberian fasilitasi dan pendampingan seperti pelatihan desain, peningkatan kompetensi SDM, kualitas dan mutu, serta pendampingan teknologi.
"Keempat adalah sosialisasi melalui peraturan-peraturan dan standardisasi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News