"Artinya deflasi April ini menunjukkan bawa harga komoditi bahan pokok terkendali," kata Suryamin dalam paparannya, di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (2/5/2016).
Menurut dirinya, ada 11 bahan pokok yang membuat deflasi di antaranya:
1. BBM atau bensin, dengan rata-rata penurunan harga di seluruh kota sebesar 6,61 persen memiliki andil terhadap deflasi 0,24 persen.
2. Cabai merah dengan rata-rata penurunan harga 25,41 persen memiliki andil terhadap deflasi 0,18 persen. Terjadi penurunan di 71 kota indeks harga konsumen (IHK) yang mana penurunan harga tertinggi di Tegal 53 persen dan Semarang 48 persen.
3. Beras, dengan penurunan harga rata-rata 1,47 persen, memiliki andil 0,07 persen. Terjadi penurunan harga di 58 kota, yang tertinggi di Pare-Pare sembilan persen dan Lampung delapan persen.
4. Ikan segar, dengan penurunan harga 1,45 persen, memiliki andil 0,05 persen
5. Tarif listrik yang turun rata-rata 1,26 persen, memiliki andil 0,05 persen. Terjadi penurunan di 80 kota IHK.
6. Daging ayam ras rata-rata penurunannya 3,4 persen dan memiliki andil terhadap deflasi 0,04 persen. Terjadi penurunan di 49 kota, tertinggi di Pematang Siantar 23 persen dan Banda Aceh 22 persen.
7. Cabai rawit, dengan penurunan harga rata-rata 16,88 persen memiliki andil 0,03 persen. Penurunan terjadi di 73 kota, yang tertinggi di Kediri 49 persen dan Cilacap 47 persen.
8. Telur ayam ras, penurunan harga rata-rata 3,42 persen dengan andilnya 0,02 persen. Terjadi penurunan di 64 kota, yang tertinggi di Meulaboh 17 persen, Palu, Manado, Smarinda, Denpasar dan Jember masing-masing 11 persen.
9. Kentang, dengan perubahan penurunan harga 8,32 persen memiliki ando; 0,02 persen. Terjadi penurunan di 70 kota, di Marauke yang tertinggi 28 persen disusul dengan Bandung dan Ternate 26 persen.
10. Tarif angkutan dalam kota yang mengalami perubahan 0,74 persen yang memiliki andil terhadap deflasi 0,02 persen. Terjadi penurunan harga di tujuh kota, yang tertinggi di Serang 20 persen dan Singaraja 12 persen.
11. Tarif angkutan udara dengan penurunan 2,67 p, memiliki andil 0,02 p. Terjadi di 27 kota, yang tertinggi di Jambi 19 persen, dan Palembang sembilan persen.
Dari 82 kota IHK, tak semuanya mengalami deflasi. Luma kota terjadi inflasi. Setidaknya ada empat penghambat deflasi yang tak menyeluruh, di antaranya:
1. Bawang merah dengan peningkatan harga 7,05 persen, memiliki andil 0,05 persen terhadap inflasi. Terjadi kenaikan harga di 74 kota, tertinggi di Bulukumna 47 persen, Ternate 41 persen.
2. Tomat sayur perubahan harga 23,53 persen, memiliki andil 0,04 persen. Terjadi di 55 kota, tertinggi di Palembang 66 persen, dan lubuk linggau 55 persen.
3. Tomat buah yang mempunyai perubahan harga 22,27 persen dengan andil terhadap inflasi 0,02 persen. Terjadi di 41 kota, tertinggi di Palembang 69 persen, dan Tasikmalaya 66 persen.
4. Bawang putih yang mempunyai perubahan harga 6,55 persen, dan andil terhadap inflasi 0,02 persen. Terjadi di 72 kota, tertinggi di Tanjung Pinang 22 persen, dan Palangkaraya, Denpasar, Jember, serta Samarinda masing-masing 16 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News