Direktur Utama PT Djakarta Lloyd (Persero) Suyoto menyebutkan saat ini merupakan masa kritis bagi usaha jasa perkapalan dan pelayaran. Proyek angkutan kapal untuk barang-barang komoditas mulai melorot. Padahal angkutan komoditas menyokong besar bagi pendapatan usaha tersebut.
"Kita sebenarnya di masa-masa yang sangat kritis di tahun ini karena hampir semua bisnis ada imbas perang dagang Tiongkok-AS. Tahun ini (angkutan) nikel down, otomatis kita overheat di dalam bisnis ini," aku Suyoto dalam bincang media di Gedung Sinergi 8 Kementerian BUMN, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis, 29 Agustus 2019.
Alhasil, lanjutnya, keuntungan Djakarta Lloyd tumbuh melambat meski dalam batas wajar. "Keuntungan kita belum signifikan karena oversupply, sehingga harga turun."
Perusahaan pelat merah bidang perkapalan ini lantas menyusun strategi ulang untuk bertahan di tengah krisis global. Salah satunya dengan memperbanyak tender dan kontrak dengan industri dalam negeri. Untuk mendukung upaya tersebut, perusahaan mulai memperbanyak kepemilikan unit kapal. Total Djakarta Lloyd punya lima kapal angkut, dua di antaranya tengah dalam pembuatan.
Kelima kapal angkut tersebut ialah, dua kapal bulk carrier (bulker) jenis supramax berkapasitas 55 ribu DWT. Kemudian satu kapal harbour tug 3.500 HP, serta dua kapal tanker yang sedang dibangun untuk proyek dengan PT Pertamina (Persero).
"Kita juga sedang ikut tender di Antam, kontraknya sekitar 1,8 juta ton per tahun, kontrak untuk dua tahun. Kita berharap dapat karena kemarin dari tujuh tinggal dua, mudah-mudahan dapat. Tapi kalau enggak dapat pun yang menang bakal share kargo dengan kita," jelas Suyoto.
Hingga Juli 2019, perseroan sudah mengangkut sekitar 400 ribu ton. Sepanjang tahun lalu, Djakarta Lloyd berhasil mencatatkan total angkutan sebanyak 900 ribu ton.
Sementara hingga semester I-2019, perusahaan meraup laba bersih sekitar Rp32 miliar atau setara 45 persen dari target Rp71 miliar di tahun ini. Sepanjang 2018, realisasi laba bersih perseroan sebanyak Rp61 miliar.
Pada periode yang sama, total pendapatan Djakarta Lloyd sudah Rp300 miliar lebih dari target sekitar Rp640 miliar di tahun ini. "Top line kita sudah sesuai dengan target. Tahun kemaren (full year 2018) itu kita dapat Rp574 miliar," pungkas Suyoto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id