Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ada tiga langkah yang diambil BI demi menjamin likuiditas. Pertama, operasi moneter yang memudahkan bank untuk mendapatkan dana atau menyalurkan dana bagi bank yang kelebihan likuiditas.
"Bank-bank yang sulit likuiditas bisa ke pasar atau ke BI dengan repo. Misalnya year to date (ytd) kami sudah ekspansi Rp99,97 triliun. Ini bagi bank-bank yang alami kesulitan likuiditas bisa ke BI dengan term repo," kata dia dalam konferensi pers KSSK, di Gedung Sjafruddin Prawiranegara BI, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Juli 2019.
Menurutnya, jadwal operasi moneter sudah disampaikan untuk enam bulan ke depan. Dengan demikian, bank bisa mengetahui jadwal lelang operasi moneter, sehingga BI bisa melakukan sirkulasi bagi bank yang kelebihan atau kekurangan likuiditas.
Selain itu, BI telah menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 50 basis poin (bps) dua bulan lalu. Penurunan GWM menambah likuditas perbankan sebesar Rp26 triliun.
"Bulan ini kami turunkan suku bunga dan mudahkan bank untuk likuiditas. Ini kami lakukan terkoordinasi BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Kami ingin bank-bank salurkan kredit ke sektor rill," jelas dia.
Ketiga, BI berharap transmisi kebijakan moneter ke suku bunga perbankan bisa dipercepat. Hal ini dilakukan dengan sinergi antar kementerian/lembaga yang ada dalam KSSK.
"Menambahkan Pak Wimboh (Ketua Dewan Komisioner OJK) dari tahun lalu sampai sekarang suku bunga kredit tidak naik tapi turun meski tahun lalu kami naikkan (bunga acuan) 175 bps. Inilah hasil sinergi yang erat antara BI, OJK, LPS, dan Kementerian Keuangan dalam KSSK," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id