"Berdasarkan analisis ISDC, kita memiliki keunggulan komparatif daya saing di tingkat global untuk empat sektor jasa, yaitu busniess services, tourism and travel, construction, dan communication services," kata analis kebijakan dari Indonesia Services Dialogue Council (ISDC), Syarif Hidayatullah dalam diskusi bertajuk 'Strategi Meningkatkan Daya Saing Indonesia melalui Reformasi dan Inovasi' di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu, 29 September 2019.
Syarif menyebut permintaan masyarakat dalam sektor jasa mengalami peningkatan pesat. Dari 12 sektor jasa di Indonesia, 10 di antaranya melakukan permintaan berlebih.
Namun, kelebihan permintaan ini belum diimbangi ketersediaan yang mencukupi. Hal ini terlihat dari defisit neraca perdagangan jasa di Indonesia yang mencapai USD7 miliar pada 2018.
Syarif menilai pemerintah bisa memperbaiki neraca perdagangan jasa dengan fokus pada empat sektor tersebut. Terlebih sektor jasa memiliki nilai investasi yang rendah sehingga mudah dalam mengubahnya.
Hal ini berbeda dengan industri lain seperti industri manufaktur. Pemerintah harus menyuntikan dana investasi yang besar, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan industri manufaktur.
"Contoh sektor pariwisata. Jasa pariwisata adalah sektor yang mendorong perdagangan jasa di Indonesia. Kalau kita lihat saat ini jika pemerintah ingin memperbaiki neraca perdagangan adalah mendorong ekspor pariwisata dengan memperkuat akses terhadap pariwisata," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id