Rumput Laut. MI/Alexander Taum.
Rumput Laut. MI/Alexander Taum.

Pemerintah Perlu Kembangkan Usaha Rumput Laut

10 Januari 2017 16:55
medcom.id, Jakarta: Pemerintah dinilai perlu mengembangkan usaha rumput laut dari mulai sektor hulu hingga hilir yang terintegrasi dengan melibatkan para pelaku usaha serta dunia industri untuk meningkatkan daya saing.
 
Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis dalam diskusi Pengembangan Hulu-Hilir Komoditas Rumput Laut Nasional mengatakan, bahwa pengambilan kebijakan oleh pemerintah sudah selayaknya melibatkan seluruh pelaku usaha dan bukan hanya bertumpu pada satu elemen pelaku yakni dunia industri.
 
"Penguatan daya saing pelaku usaha harus dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan, difasilitasi oleh pemerintah sehingga komunikasi bisnis bisa terjalin dengan baik," kata Safari, di kutip dari Antara, Selasa (10/1/2017).

Pengembangan usaha rumput laut secara berkelanjutan memerlukan insentif khusus dan kemudahan dalam mendapatkan bibit unggul, bahan penolong dan teknologi pengolahan terkini, sistem logistik yang efisien dan jaringan pasar serta pembiayaan yang murah dan efektif.
 
Menurut Safari, jika pemerintah berkeinginan untuk mendorong berkembangnya sektor industri dan mendapatkan nilai tambah, perlu ada persiapan yang matang. Persiapan tersebut khususnya untuk memperkuat daya saing dan akses pasar yang mayoritas berada di luar negeri.
 
Dia mengatakan, kondisi industri dalam negeri khususnya untuk formulasi industri rumput laut masih terbilang kecil. Rumput laut harus melalui industri formulasi terlebih dahulu sebelum dijadikan bahan campuran untuk produk lain yang memiliki nilai tambah tinggi  seperti makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, dan lain-lain.
 
"Industri ini melibatkan riset dan pengembangan, serta penggunaan teknologi yang tepat," kata Safari.
 
Menurut Peneliti Universitas Diponegoro Widodo Ma'ruf, perlu adanya harmonisasi dalam pembuatan kebijakan untuk menghindari kepentingan sektoral, khususnya dalam upaya pengembangan usaha hulu-hilir rumput laut dalam negeri tersebut.
 
"Jangan cuma soal budidaya, dan jangan hanya soal hilir. Harus harmonis antara keduanya," kata Widodo.
 
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto berharap pemerintah untuk melakukan kajian, konsultasi publik, sinkronisasi dan sosialisasi dalam menentukan peta jalan yang akan dibuat.
 
"Kami berharap pemerintah bisa mempercepat proses revisi semua peraturan yang menghambat pengembangan sektor ini," harap Yugi.
 
Berdasar data statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan, total produksi rumput laut dalam negeri mencapai 1,12 juta ton pada 2015. Dari jumlah total produksi tersebut, sebanyak 21 persen atau 236,9 ribu ton diekspor ke berbagai negara, dengan komposisi sebanyak 97 persen berupa bahan baku dan sisanya berupa produk olahan.
 
Dengan komposisi ekspor tersebut, sektor hulu rumput laut menyumbang devisa kurang lebih sebanyak USD160,4 juta, sementara dari sektor hilir sebesar USD45 juta atau sebesar 22 persen dari total ekspor komoditas tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan