Saat berusia sembilan tahun, Eka dan ibunya merantau ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan demi menyusul sang ayah. Namun, hidup keluarganya yang tidak layak membuat Eka memutar otak dengan menggadaikan ijazah Sekolah Dasar (SD)-nya.
Tanpa modal sepersen pun, ia berhasil mendapatkan empat kaleng biskuit untuk dijajakan ke penjuru kota. Kegigihan dan kerja kerasnya, membuat Eka berhasil membeli sebuah sepeda. Dengan sepeda itu, ia dapat membawa enam kaleng biskuit sekaligus. Namun ia tak pernah puas dan ingin terus menambah jumlah kaleng biskuitnya.
Akhirnya, Eka mampu membeli sebuah becak dan membayar jasa tukang kayuh. Setiap hari, ia dapat menjajakan 18 kaleng biskuit ke setiap sudut kota. Seiring berjalannya waktu, Oei Ek Tjhong sapaannya, berhasil membeli sebuah mobil. Usahanya pun berkembang sebagai reseller.
Sayangnya, tak lama kemudian usaha Eka jatuh dan bangkrut berkali-kali. Bahkan, ia terpaksa menjual mobil tersebut sebagai modal memulai usahanya dari nol. Ia pun kembali berjualan biskuit menggunakan sepeda.
"Berani investasi di alat yang bisa menunjang bisnisnya dia, kemudian setelah besar omzetnya, dia beli becak dan bayar orang," ujar pakar marketing Tung Desem Waringin saat dihubungi Medcom.id di Jakarta, Senin, 28 Januari 2019.
Tung mengetahui cerita tersebut langsung melalui sang anak dan cucu pendiri Sinar Mas Grup itu. Filosofi jujur, menjaga kredibilitas, dan bertanggung jawab, terus ditanamkan Eka kepada penerusnya. Nilai-nilai luhur tersebut kemudian tertanam dan menjadi budaya kerja bagi Sinar Mas Grup.
"Sama putranya saya kenal. Pernah ngundang saya ke asuransinya. Terus cucunya mengundang saya untuk menangani banyak perusahaannya yang di bawah Sinar Mas tadi. Mereka sangat luar biasa dan dengan level seperti itu. Mereka jago menggunakan orang-orang hebat, dan masih terus mau belajar," ungkap dia.
Kini, Eka dikenal sebagai sosok konglomerat yang masuk jajaran orang terkaya di Indonesia. Sinar Mas Group menjadi salah satu kerajaan bisnis terbesar di Tanah Air lantaran bergerak di berbagai sektor yakni properti, perkebunan, industri pengolahan, hingga keuangan.
Salah satu divisi bisnis yang terkenal dari Sinar Mas Group adalah Asia Pulp & Paper (APP), yang menaungi perusahaan-perusahaan penghasil pulp dan kertas Sinar Mas.
APP yang beroperasi di seluruh Indonesia merupakan salah satu penghasil pulp dan kertas terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi sekitar 12 juta ton per tahun. Hingga saat ini, APP masih berdiri kokoh dan menjadi salah satu pemain besar yang terus menyokong kejayaan Sinar Mas Group.
Namun, di tengah kesuksesan Sinar Mas Group, Eka Tjipta Widjaja menghembuskan nafas terakhirnya di usia mendekati 98 tahun pada Sabtu, 26 Januari 2019, pukul 19.43 WIB. Jenazah Eka Tjipta rencananya dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Marga Mulya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Sabtu, 2 Februari 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News