Kerja sama yang sudah dilakukan adalah pembelian peswat CN-235. Usai pembelian itu sejumlah komitmen dilakukan seperti pembelian 10 lokomotif dan 50 tank Anoa.
Menteri Muda Jaringan Perkeretaapian Nasional Senegal Abdodu Ndane Sall mengungkapkan kerja sama ini terjalin lantaran promosi gencar yang dilakukan pihak KBRI Dakar.
"Ini karena kerja dinamis pihak KBRI untuk memperkenalkan produk Indonesia yang bisa di kerja samakan," kata Abdodu saat berbincang dengan media, Selasa waktu setempat, 11 Desember 2018.
Tak sampai di situ, sewaktu Indonesia Afrika Forum pada April lalu pihak pemerintah Senegal kembali mendapat kesempatan untuk melihat langsung produk-produk yang dihasilkan. Senegal, kata dia, sangat tertarik.
"Di situ (kami) bisa melihat bagaimana Indonesia canggih dalam pembuatan kapal, lokomotif dan karena Indonesia negara kepulauan transportasi pulau ke pulau atau daerah daerah lain butuh transportasi untuk memudahkan itu memiliki telnologi yang canggih sekali," tutur dia.
Bahkan, terkait komitmen pembelian lokomotif Abdodu sudah datang ke PT INKA. Dia juga mencoba langsung kereta bikinan Indonesia dari Surabaya ke Madiun.
Abdodu mengakui dengan adanya kerja sama militer, kerja sama lain justru memudahkan pihaknya. "Karena sudah ada kepercayaan di antara dua negara," imbuh dia.
Pemerintah Senegal sendiri, kata dia, berkeinginan menjajaki kerja sama persenjataan. Pihaknya sering melihat negara lain seperti Qatar membeli persenjataan dari Indonesia.
Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Dakar, Senegal Didik Trimardjono mengakui Senegal merupakan pintu masuk ekspor bagi Indonesia ke negara-negara di Afrika Barat. Senegal dinilai paling dipercaya oleh negara di kawasan itu.
"Senegal menjadi rujukan negara Afrika karena pemimpinnya tegas dan memikirkan pertumbuhan ekonomi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News