Gubernur NTT Frans Lebu Raya (tengah) (Foto: MTVN/Eko Nordiansyah)
Gubernur NTT Frans Lebu Raya (tengah) (Foto: MTVN/Eko Nordiansyah)

Gubernur NTT Keluhkan Biaya Angkutan Udara yang Mahal

Eko Nordiansyah • 18 Juli 2017 13:29
medcom.id, Atambua: Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan tingginya biaya angkutan udara menuju wilayah tersebut. Dengan ongkos penerbangan yang mahal membuat sedikitnya minat masyarakat Indonesia atau mancanegara untuk berlibur.
 
Gubernur NTT Frans Lebu Raya menceritakan bagaimana dia mengajak orang-orang untuk berlibur ke Labuan Bajo. Sayangnya mereka lebih memilih untuk berlibur ke luar negeri karena dianggap lebih murah dibandingkan dengan wisata di dalam negeri.
 
"Mereka bilang kalau ke Bangkok Rp8 juta sudah bisa seminggu. Itu sudah termasuk transportasi, akomodasi, makan dan biaya sehari-hari. Tapi kalau ke Labuan Bajo segitu mungkin ongkosnya saja tidak cukup," kata dia, di PLBN Motaain, Atambua, NTT, seperti diberitakan Selasa 18 Juli 2017.

Dirinya mengaku sudah berkali-kali meminta pihak maskapai untuk bisa menurunkan biaya angkutan udara. Namun karena semua biaya disentralisasi dan ditentukan oleh kantor pusat maskapai yang ada di Jakarta maka harga yang dipatok tidak bisa diubah dengan mudah.
 
"Sehingga di sini tidak ada kebijakan untuk menurunkan tarif angkutan udara. Di Bandara El Tari Kupang itu sudah 77 kali penerbangan per hari, harusnya bisa lebih murah. Barangkali tunggu sampai 100 perbangan dulu (baru tarif bisa murah)," jelas dia.
 
Lebih lanjut, tambahnya, mahalnya tarif angkutan udara menjadi penyumbang inflasi terbesar bahkan di tingkat nasional. Padahal dengan tarif pesawat yang lebih murah diharapkan jika potesi pariwisata di suatu daerah bisa diangkat sehingga menjadi sumber perekonomian.
 
"Saya selalu bicara pariwisata tidak hanya ekonomi tapi untuk persatuan negeri ini. Warga kita kalau dia keliling di seluruh Indonesia, dia akan kenal wilayahnya dan akan terjadi persatuan dan kesatuan di negeri ini," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan