"Hal itu dilakukan di pasaran yang setiap menjelang hari raya cenderung mengalami kenaikan akibat permintaan meningkat," kata Kepala Perum Bulog Sulteng Khosim, di Palu, seperti dikutip dari Antara, Senin 30 Oktober 2017.
Ia mengatakan untuk operasi pasar maka Bulog tentu akan menggunakan cadangan beras pemerintah yang setiap tahunnya dialokasikan, termasuk untuk kebutuhan bencana alam. Untuk operasi pasar, kata dia, Bulog sudah berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi Sulteng.
"Kami sudah koordinasi dan menjelang Natal dan Tahun Baru, kegiatan itu akan digelar," kata Khosim.
Bulog Sulteng saat ini masih menguasai stok beras di gudang sekitar 24.000 ton atau cukup untuk kebutuhan hingga tujuh bulan mendatang. Selain beras, Bulog juga masih punya stok gula pasir di gudang sekitar 1.800 ton. Kecuali bawang putih, Bulog Sulteng saat ini tidak lagi memiliki persediaan.
"Kami sudah meminta pasokan bawang putih dari Bulog Pusat," kata dia.
Khosim menambahkan, guna menghadapi Natal dan Tahun Baru, pihaknya mendatangkan minyak goreng sekitar 20.000 liter Jawa. Langkah tersebut dalam rangka mengamankan stok dan menjaga kestabilan harga minyak goreng dan komoditi pangan lainnya di tingkat pengecer.
"Bulog Sulteng hingga kini telah menangani sejumlah komoditi pangan seperti beras, gula pasir, minyak goreng, telur, cabai, bawang putih dan bawang merah. Sementara pemerintah pusat memberikan penugasan kepada Bulog untuk menangangi sebanyak 11 komoditi pangan," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News