Dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 26 Maret 2018, Anthony Tan selaku pendiri sekaligus CEO Grab mengatakan pihaknya akan mengintegrasikan bisnis layanan pemesanan kendaraan dan makanan milik Uber di kawasan Asia Tenggara ke platform transportasi multimoda dan teknologi finansial (tekfin) milik mereka.
"Melalui penggabungan bisnis ini, Grab akan menjadi mobile platform online-to-offline nomor satu di Asia Tenggara dan menjadi pemain utama dalam bisnis layanan pesan-antar makanan," tegasnya.
Dengan begitu, di Indonesia, rivalitas di bisnis transportasi daring kini mengerucut pada dua operator yang kebetulan berseragam dengan dominasi kelir hijau, Grab dan Go-Jek. Bedanya, Go-Jek dimiliki pengusaha lokal Nadiem Makarim, sedangkan Grab merupakan perusahaan Malaysia.
Anthony mengatakan Grab menyediakan layanan transportasi yang aman dan terjangkau, pesan-antar makanan, pengiriman paket, layanan pembayaran berbasis ponsel cerdas (mobile), serta layanan keuangan. Dia pun sesumbar akan memperluas keunggulan sebagai platform terefisien dari segi biaya di Asia Tenggara.
Berdasarkan survei yang dilakukan lembaga riset ecommerceIQ (eIQ) yang dipublikasikan pertengahan Februari lalu, Go-Jek ternyata masih menjadi favorit masyarakat Indonesia dalam memilih transportasi berbasis aplikasi daring. Sebanyak 56 persen responden memilih menggunakan Go-Jek setiap harinya, 33 persen memilih Grab, dan hanya delapan persen untuk Uber.
"Kebanyakan responden menyatakan safety atau keamanan sebagai faktor utama saat memilih aplikasi mana yang akan mereka gunakan. Melihat betapa padatnya lalu lintas Jakarta dan bagaimana cara pengguna sepeda motor berkendara menjadi faktor pendorong responden memilih keamanan," beber eIQ dalam situs resmi mereka.
Lembaga riset yang berbasis di Thailand itu menyurvei masyarakat di kota-kota besar Indonesia untuk mencari tahu transportasi berbasis aplikasi mana yang jadi favorit. Tim riset melakukan survei secara online kepada 515 orang (46 persen pria dan sisanya wanita).
Jangkauan Terluas
Sejauh ini, menurut eIQ, Grab yang paling luas jangkauannya. Beberapa bulan yang lalu, mereka mengumumkan ekspansi ke 100 kota di Indonesia, menjadikannya pemain dominan di negara ini. Sementara itu, Go-Jek dan Uber hanya bisa diakses di 50 kota dan 34 kota di Indonesia.
"Kami bangga bahwa perusahaan yang didirikan di Asia Tenggara telah tumbuh menjadi platform terbesar, dengan layanan kami telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari aktivitas harian jutaan konsumen dan menyediakan kesempatan kerja bagi lebih dari lima juta orang," katanya.
Harus diakui, kehadiran transportasi daring memang telah menggerakkan roda ekonomi dan mengurangi pengangguran. Riset yang dilaukan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia baru-baru ini, misalnya, menyebutkan Go-Jek berkontribusi sekitar Rp8 triliun per tahun bagi perekonomian nasional. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id