BJB (Foto: Dokumentasi BJB)
BJB (Foto: Dokumentasi BJB)

BJB Masih Andalkan Kredit Konsumer

Antara • 06 Agustus 2015 17:49
medcom.id, Bandung: Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten (BJB) masih mengandalkan kredit konsumer sebagai tulang punggung yang terus dipertahankan sebagai pasar unggulan bisnisnya. Bahkan, kredit konsumer terus terlihat mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu.
 
"Pertumbuhan kredit konsumer terus meningkat mencapai 14,8 persen dibandingkan periode yang sama di 2014. Dan itu mendukung pertumbuhan keseluruhan portofolio kredit perseroan," kata  Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan, di Bandung, Kamis (6/8/2015).
 
Sampai dengan kuartal II-2015, BJB telah menyalurkan total kredit sebesar Rp52,2 triliun yang mana komposisi kredit konsumer masih mendominasi hingga mencapai 69 persen dari total kredit. Kredit komersial memiliki porsi 14,54 persen atau Rp7,59 triliun, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 8,62 persen senilai Rp 4,50 triliun dan kredit mikro sebesar 7,53 persen atau senilai Rp3,92 triliun.

Pertumbuhan kredit secara konsolidasi perseroan mencapai 11 persen atau berada di atas pertumbuhan kredit perbankan yang hanya tumbuh 10,5 persen. Hal sama dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BJB ini mampu membukukan Rp82,7 triliun atau naik 32,4 persen, sehingga turut berkontribusi terhadap total aset perseroan.
 
"Selama ini bisnis perseroan berjalan dengan baik, fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi pun dilaksanakan dengan baik," kata Ahmad Irfan.
 
Lebih lanjut ia menyebutkan, hingga 30 Juni 2015, total aset BJB mengalami kenaikan sebesar 22,1 persen (year on year/yoy) hingga mencapai Rp95,9 triliun. Seiring dengan itu, perseroan pun mencatatkan kenaikan laba bersih mencapai 21,8 persen (yoy) dengan nilai sebesar Rp582 miliar.
 
"Faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih BJB berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 10 persen. Selain itu juga (adanya) credit recovery program yang berhasil menurunkan NPL menjadi sebesar 3,6 persen," katanya.
 
Kemampuan BJB dalam meningkatkan profitabilitas juga tidak terlepas dari pengelolaan biaya operasional yang sehat serta kenaikan fee based income yang tumbuh sebanyak 29,3 persen. "Kendati pertumbuhan ekonomi melambat, kami senantiasa berupaya menciptakan pertumbuhan profit yang tinggi dan berkelanjutan," pungkas Irfan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan