Aviliani menilai Indonesia masih jauh dari kategori sebagai negara maju. Jika merujuk kepada Bank Dunia, salah satu parameter negera maju adalah pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita di atas USD12 ribu. Sementara Indonesia saat ini GNI per kapitanya berkisar USD3.500 sehingga masih kategori middle income country.
"Versi Bank Dunia kalau GNI per kapita di atas USD12 ribu kita baru USD3 ribu karena tergantung kurs. Indonesia masih kategori low middle income," kata dia dalam diskusi di ITS Tower, Jakarta Selatan, Kamis, 27 Februari 2020.
Selain itu, ciri negara maju antara lain mayoritas penduduk bekerja di sektor industri dan jasa, pertanian diolah secara intensif, sumber daya manusia (SDM) menguasai teknologi, angka kelahiran dan kematian rendah tapi angka harapan hidup tinggi, tingkat kemiskinan rendah dan pendapatan per kapita tinggi.
"Di Indonesia pertanian masih mendominasi angkatan kerja sekitar 30 juta, sedangkan negara maju ada di industri dan jasa. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah, pendidikan di Indonesia masih rendah meskipun anggarannya Rp500 triliun, pengangguran 25 juta, dengan hampir miskin itu sekitar 100 juta," jelas dia.
Sementara menurut USTR, Indonesia dianggap sebagai negara maju karena perdagangannya terhadap dunia sudah 0,5 persen. Keanggotaan Indonesia di G20 karena kelompok ini merupakan negara-negara yang 80 persen mendominasi PDB dunia serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga menjadi pertimbangan.
"Parameter GNI tidak menjadi pertimbangan. Parameter pembangunan sosial seperti tingkat kemiskinan, angka kematian bayi, tingkat melek huruf orang dewasa, tingkat harapan hidup juga tidak dipertimbangkan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News