"Tantangan berat kalau konektivitas ada tapi punya pikiran sempit, susah akan membesarkan brand. Karena mereka tidak mengecek ulang isu negatif brand mereka sendiri. Jadi itu tantangan berat untuk brand di 2016," jelas Deputy CEO MarkPlus Inc, Taufik, ditemui di Markplus Main Campus, EightyEight Kasablanka, Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Selain konektivitas, lanjut Taufik, pelaku usaha diperkirakan akan tetap memasarkan lewat sosial media. Pasalnya, masyarakat saat ini tidak pernah terlepas dari jejaring akun sosial media, baik Facebook, Twitter, Path, Instagram, maupun yang lainnya.
Dalam hal ini, jelas Taufik, konektivitas pun harus dilakukan dengan cara memperbanyak teman. Sebab, bila terbatas maka akan susah untuk mengembangkan produk yang akan dijual atau diperkenalkan ke masyarakat.
"Itu teman saja harus diperbanyak, karena konektivitas bisa terjalin dengan teman yang banyak, nantinya sendiri teman-teman kita pun akan memperkenalkan brand kita lewat Whatsapp, Line, Facebook, Instagram, dan lainnya. Lewat komunikasi itu akan menjadi lebih mudah. Kalau sempit pergaulan pemilik brand, maka tidak akan luas," jelas Taufik.
Taufik tidak menampik bila teknologi internet memiliki peranan besar dalam memasarkan sebuah produk. Karenanya, platform seperti sosial media harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendukung brand yang dmiliki pelaku usaha.
"Bayangkan saja perusahaan sekelas Walmart, itu perusahaan bagus, dan brand-nya pun besar. Tapi, ternyata punya haters besar. Haters itu gila, sampai bikin kampanye I Hate Walmart. Ada Facebook dan Youtube juga kampanyekan I Hate Walmart. Itu perusahaan bagus, tapi banyak juga yang tidak sukai," pungkas Taufik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id