Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Sudirman, menuturkan, Proton mengembangkan produk kendaraan berbahan bakar gas. Alhasil membantu Indonesia belajar membangun, mengembangkan, dan memproduksi mobil nasional (mobnas) berbahan bakar gas.
Akan tetapi ia mengakui pemerintah akan sulit mengembangkan mobnas produksi Proton dan Adiperkasa di Indonesia. Karena harga jual BBG belum tentu lebih rendah dibandingkan BBM subsidi ataupun nonsubsidi.
Di samping itu, keterbatasan untuk mendapatkan gas sebagai bahan bakar. "Saya yakin sulit diterapkan di Indonesia," tutur Sudirman, ketika dihubungi, Jakarta, Sabtu (7/2/2015).
Dia menilai, pasar akan sulit menerima program pemerintah yang sebenarnya bertujuan positif. Hal itu disebabkan membutuhkan kesadaran dari konsumen secara jangka panjang. Ia menegaskan, pemerintah seharusnya membatasi produk automotif yang mendominasi lalu lintas. Sehingga mengalihkan masyarakat ke angkutan umum daripada kendaraan pribadi.
Sekadar informasi, produsen mobil asal Malaysia, Proton, sepakat membantu Indonesia mengembangkan dan membuat mobil nasional. Penandatanganan nota kesepakatan atau MoU antara Proton dengan PT Adiperkasa Citra Lestari disaksikan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Najib Razak di Kuala Lumpur, Jumat, 6 Februari 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News