Petani rumput laut -- ANTARA/M Rusman
Petani rumput laut -- ANTARA/M Rusman

RI Sanggup Raup Pasar Kapsul Dunia USD4,5 Miliar

Husen Miftahudin • 23 Februari 2015 22:22
medcom.id, Jakarta: Rumput laut memiliki banyak manfaat dan kegunaan, salah satunya adalah untuk bahan cangkang kapsul obat-obatan. Hal ini membuat Indonesia berpotensi besar untuk meraup pasar kapsul dunia karena produksi rumput laut Indonesia merupakan yang terbesar kedua dunia setelah Filipina.
 
Bahkan, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo, mengatakan, Indonesia bisa meraup pasar kapsul dunia sebesar USD4,5 miliar. Namun sayangnya, untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan proses olahan rumput laut berulang kali sehingga menghasilkan rumput laut berkualitas tinggi (high grade) yang dapat dijadikan sebagai cangkang kapsul.
 
"Kalau kapsul dibuat dari rumput laut itu kan halal. Itu pasarnya bisa mencapai USD4,5 miliar," ujar Indroyono, di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jalan Jenderal Gatot Subroto No.44, Jakarta Selatan, Senin (23/2/2015).

Saat ini, jelas dia, Indonesia hanya mampu menjual rumput laut raw material (mentah) dengan harga USD1 per kilogram (kg). Padahal jika diolah lebih lanjut menjadi semi-refined karagenan, refined karagenan bahkan high grade, nilai tambah dari rumput yang dihasilkan mencapai ratusan kali lipat.
 
"Sekarang kita itu jualannya hanya rumput laut kering mentah. Pasar utama kita ke Tiongkok. Saya berharap rumput laut bisa diolah lebih lanjut agar bisa dapat nilai tambah yang lebih," tutur Indroyono.
 
Mengolah rumput laut ternyata bukan perkara mudah, dibutuhkan permodalan yang besar serta teknologi yang mutakhir. Apalagi, rumput laut high grade memiliki standar khusus dunia yang tak sembarang.
 
"Rumput laut yang high product, dia ada faktor-faktor yang harus sesuai standar internasional dan segala macam, itu yang sulit. Untuk (merealisasikan) itu, kami harus bahas terlebih dahulu," ungkap Indroyono.
 
Sementara itu, Kepala BKPM, Franky Sibarani mengungkapkan, untuk mengolah rumput laut lebih lanjut, maka diperlukan investor. "Jadi salah satu PR (tugas)-nya adalah BKPM mencari investor yang mau mengolah rumput laut menjadi high grade, juga middle dan low karena memberi nilai tambah yang tinggi lagi jika diolah," sebut dia.
 
Karena, sambung dia, jika diolah lebih lanjut, maka kebutuhan akan rumput laut olahan di Indonesia akan terpenuhi. "Saat ini Indonesia banyak mengimpor rumput laut olahan dari Filipina. Kita banyak impor dari sana," tutup Franky.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan