Ilustrasi. Antara/Akbar Nugroho Gumay
Ilustrasi. Antara/Akbar Nugroho Gumay

Kurangi 'Beban' Angkatan Kerja Produktif, Usia Pensiun Perlu Dinaikkan

Eko Nordiansyah • 18 Mei 2015 17:12
medcom.id, Jakarta: Aktuaris Dayamandiri Dharmakonsilindo, Steven Tanner mengungkapkan, beban jangka panjang suatu program pensiun dipengaruhi oleh rasio ketergantungan penduduk usia lanjut (old-age dependency ratio) atau perbandingan jumlah penerima manfaat pensiun berkala terhadap pekerja yang membayar iuran (system dependency ratio) dan usia pensiun yang ditetapkan.
 
"Sebagai contoh, ada 1 orang penduduk usia lanjut dan 5 angkatan kerja produktif. Ini berarti old-age dependency ratio sama dengan 20 persen. Dengan kata lain, untuk membiayai 1 orang penduduk usia lanjut ini, maka setiap angkatan kerja produktif akan berbagi beban masing-masing sebesar 20 persen," ujarnya di Resto Peach Garden, Jalan Garnisun Dalam Nomor 2, Karet Semanggi, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (18/5/2015).
 
Lebih lanjut dia menjelaskan, apabila ingin memberikan 1 orang penduduk usia lanjut ini Tingkat Penghasilan Pensiun (TPP) sebesar 40 persen, maka beban setiap angkatan kerja produktif adalah sebesar 8 persen, dengan perhitungan old-age dependency ratio, 20 persen dikalikan dengan TPP, 40 persen.

"Angka 8 persen ini tidak sama dengan angka 8 persen yang diusulkan oleh beberapa kalangan dan yang beredar selama ini. Kebetulan saja angkanya sama," cetus dia.
 
Namun, menurut Steven apabila old-age dependency ratio ini di kemudian hari meningkat, karena usia harapan hidup meningkat, maka untuk mempertahankan old-age dependency ratio pada kisaran rasio yang sama, usia pensiun perlu dinaikkan.
 
"Saat old-age dependency ratio (usia 60) pada 2023 adalah 20,3 persen, maka iuran untuk TPP 40 persen adalah 8,1 persen. Ketika old-age dependency ratio (usia 60) pada 2065 menjadi 48,7 persen, maka usia pensiun perlu dinaikkan 70 tahun agar diperoleh old-age dependency ratio (usia 70) sebesar 20,3 persen dengan iuran tetap sebesar 8,1 persen," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan