"Kalau dulu kerajinan bersifat seperti perhiasan atau fungsi sederhana tapi hari ini kita ingin menjadikan suatu produk yang menghasilkan ekonomi, pendapatan," kata Wapres dikutip dari Antara, Rabu (20/4/2016).
Dia juga mengatakan bahwa kerajinan dalam bahasa Inggris yaitu handicraft yang artinya ketelitian, rajin, dan indah, bisa diartikan sebagai hasil yang indah dari kerajinan tangan. Sementara itu, dalam bahasa Indonesia hanya rajin.
Sehingga yang dibutuhkan bukan hanya rajin tapi juga kreativitas, inovasi, dan ketelitian untuk menghasilkan produk yang baik. Agar produk yang dihasilkan dapat diterima pasar, produk harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
"Kadang-kadang kita keliru merasa punya yang terbaik padahal dalam bisnis itu terbaik untuk pembeli. Produk kerajinan apabila ingin tahap bisnis atau ekonomi maka harus mempunyai fungsi bukan hanya sebagai hiasan," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, Inacraft penting untuk melihat pergeseran dari hasil kerajinan menjadi produk ekonomi. Inacraft 2016 yang mengambil tema From Smart Village to Global Market maka produk yang dihasilkan menurut Kalla juga harus sesuai selera pasar.
"Artinya jangan berpikir tentang kesukaan kita, tapi berpikir tentang kesukaan orang, itu baru bisa jadi pasar dunia," tambah dia.
Namun, pasar dunia pasti memiliki konsekuensi yaitu suatu persaingan terutama dalam tiga hal yaitu kualitas, harga, dan waktu pengiriman.
"Kita boleh punya kualitas tapi kalau harga mahal bagaimana. Maka harus ketiga-tiganya kita miliki. Pada akhirnya dibutuhkan alat bantu, tidak bisa lagi berpegang pada alat tangan, dibutuhkan mesin peralatan. Tentu diperlukan teknologi," katanya.
Indonesia kaya budaya, kemampuan dan sumber-sumber ekonomi. Apalagi dengan penduduk yang banyak, maka Kalla mengharapkan pameran Inacraft ini memberikan inspirasi kepada semua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News