Ilustrasi kelapa sawit (CPO). ANTARA FOTO/Wahyu Putro
Ilustrasi kelapa sawit (CPO). ANTARA FOTO/Wahyu Putro

Pemasok Biodiesel akan Diawasi Berlapis

Ade Hapsari Lestarini • 11 Agustus 2015 15:43
medcom.id, Jakarta: Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit akan mengawasi pemasok biodiesel ke PT Pertamina (Pertamina) secara berlapis.
 
Oleh karena itu, para pemasok ini akan dibatasi dan diharapkan tidak dilakukan oleh perusahaan yang hanya bermodal 'kertas' belaka. Karena pembatasan tersebut dilakukan demi "menghabiskan" para broker yang hanya mengandalkan 'koneksi' atau mengejar rente saja sebagaimana telah disinyalir terjadi pada sektor gas.
 
"Pengawasan terhadap pemasok akan dilakukan secara berlapis sehingga tidak ada celah bagi perusahaan yang coba main-main dengan pengadaaan biodiesel," kata Dirut Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit Bayu Krisnamurthi, di Jakarta, Selasa (11/8/2015).

Bayu menambahkan, rekomendasi tersebut nantinya hanya akan diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang memang secara faktual memproduksi Fatty Acid Methyl Ester FAME), yang merupakan bahan bakar nabati jenis biodiesel yang diolah dari CPO (kelapa sawit).
 
Menurut dia, para pemasok biodiesel ini akan dipertimbangkan berdasarkan tiga kriteria, di mana aturan BLU Sawit akan ditetapkan dalam peraturan di tingkat kementerian.
 
Pertama, kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan ketersediaan BBN jenis biodiesel secara berkesinambungan. Ini untuk memberi kepastian pada Pertamina dan juga pencapaian target penggunaan biodiesel di tingkat nasional. Besaran kemampuan akan menentukan besaran alokasi yang diberikan kepada sebuah pemasok.
 
Kedua, standar dan mutu BBN yang dihasilkan. Spesifikasi biodiesel diatur dalam UU dan aturan teknis lainnya. Pengujiannya akan dilakukan di laboratorium independen yang diakui/terdaftar di kementerian terkait. BLU menegaskan, spesifikasi ini merupakan prasyarat yang tidak bisa ditawar-tawar karena terkait dengan kepercayaan konsumen terhaddap biodiesel di masa yang akan datang.
 
Ketiga, BBN jenis biodiesel yang dihasilkan berasal pabrik yang ada di dalam negeri. Kriteria ketiga ini juga tak bisa ditawar-tawar. Sebab,  pengembangan BBN biodiesel merupakan paket tak terpisah dari hilirisasi sawit.
 
"Verifikasi akan dilaksanakan mulai dari awal kontrak hingga akhir dan semua dilakukan di bawah Kementerian ESDM," tambah dia.
 
Bayu pun menegaskan Pertamina sebagai pihak yang membeli biodiesel tentunya tidak akan memasok dari perusahaan yang tidak jelas dan kredibel. Dengan demikian, BLU Sawit juga akan mendorong adanya transparansi. Dengan adanya informasi pemasok dan volume yang dialokasikan kepada mereka, publik dapat turut mengawasi dan memberikan masukan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan