"Penguatan tersebut didorong oleh meningkatnya optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan mendatang dibandingkan dengan kondisi ekonomi saat ini, terutama pada aspek kegiatan usaha dan penghasilan," bunyi hasil survei yang dirilis BI tersebut, seperti dikutip Rabu (4/2/2015).
Hasil survei itu juga menunjukkan bahwa konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga pada April 2015 masih mengalami penurunan, dengan penurunan terbesar terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. "Hal tersebut ditengarai terjadi karena pengaruh penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada awal tahun 2015," kata hasil survei itu.
Sementara itu, survei mencatat peningkatan penghasilan masyarakat yang lebih tinggi dari peningkatan konsumsi mendorong kenaikan jumlah tabungan pada Januari 2015. Porsi tabungan terhadap pendapatan (savings to income ratio) pada Januari 2015 adalah sebesar 14,2 persen, naik dari 13,0 persen pada bulan sebelumnya.
Secara regional, meningkatnya IKK terjadi di sembilan kota dengan peningkatan indeks tertinggi terjadi di Bandung (25,1 poin) dan Banten (14,4 poin). Sementara, berdasarkan tingkat pengeluarannya, peningkatan IKK tertinggi terjadi pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran Rp4 juta-Rp5 juta per bulan.
Meski begitu, masih berdasarkan hasil survei tersebut, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dibandingkan enam bulan sebelumnya melemah. Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) bulan Januari 2015 tercatat sebesar 109,7, sedikit menurun dari 110,2 pada bulan sebelumnya.
Pelemahan IKE disebabkan oleh menurunnya indeks ketersediaan lapangan kerja sebesar 4,0 poin dari bulan sebelumnya. Sementara itu, indeks penghasilan saat ini dan indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama masih mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,7 dan 1,8 poin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News