Ilustrasi. (FOTO: ANTARA/Wahyu Putro)
Ilustrasi. (FOTO: ANTARA/Wahyu Putro)

Industri Asuransi Jiwa tak Gentar Hadapi Isu Rush Money

Dian Ihsan Siregar • 18 November 2016 19:33
medcom.id, Jakarta: Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menyatakan isu rush money hanya omongan semata, sehingga tidak perlu ditakutkan oleh banyak kalangan, khususnya pelaku industri asuransi jiwa. Rush money merupakan kejadian penarikan uang secara besar-besaran dari perbankan.
 
"Saya rasa itu cuma isu. Kita jangan termakan isu. Isu itu juga tidak jelas kebenarannya. Makanya tidak usah dipikirkan," ucap Togar kepada Metrotvnews.com, Jumat (18/11/2016).
 
Kalau pun rush money terjadi, Togar menegaskan dampaknya tidak akan terasa besar ke industri asuransi jiwa. Akan tetapi, sektor perbankan harus mengantisipasi keadaan tersebut.

"Itu kan kalau pun terjadi hanya per orangan yang menarik, tidak langsung banyak. Jadi jangan panik. Maka dari itu kita tidak panik dengan keadaan itu, perbankan yang harus antispasi," tegas Togar.
 
Sebelumnya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Alpino Kianjaya mengaku, pelaku pasar (investor) tidak mempercayai adanya rush money yang akan terjadi pada 25 November 2016 mendatang. Dengan begitu, kinerja sektor keuangan tidak akan terganggu, khususnya saham perbankan yang ada di pasar modal Indonesia.
 
"Pelaku pasar sudah jeli terhadap isu yang berkembang saat ini. Pelaku pasar juga tahu isu yang mempengaruhi (bursa) atau tidak. Bursa juga tidak dengar isu itu. Investor, kami yakin sudah jeli mana yang benar atau tidak," tutur Alpino.
 
Alpino juga yakin harga saham perbankan tidak berpengaruh dengan adanya isu rush money yang sedang merebak di kalangan publik maupun di media sosial.
 
Kalau pun nantinya rush money terjadi, Alpino tidak mau memperkirakan kondisi saham perbankan dan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Jangan mengandai-andai. Kita tidak bisa andai-andai, kita harus realistis," jelas Alpino.
 
Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengharapkan gerakan rush money tidak terjadi pada 25 November. "Kita harap tidak terjadi," kata Sri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan