Menko Perekonomian Darmin Nasution. (FOTO: MI/Rommy Pujianto)
Menko Perekonomian Darmin Nasution. (FOTO: MI/Rommy Pujianto)

Anomali Cuaca, Pemerintah Siapkan KUR Alat Pengering

Suci Sedya Utami • 27 Maret 2018 14:32
Jakarta: Kurangnya fasilitas pengering atau dryer menjadi penyebab utama mengapa harga beras masih mahal meski telah memasuki musim panen.
 
Hal tersebut dikatakan oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution dalam acara The 5th Responsible Business Forum on Food and Agriculture (RBF) yang diinisiasi oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
 
"Terkait dengan panen, masalah utama kami adalah mahalnya harga dan rendahnya kualitas panen yang disebabkan oleh kurangnya risit teknologi dan mesin pengering," kata Darmin di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Maret 2018.

Darmin menyebut fasilitas pengering yang dimiliki Indonesia saat ini hanya sekitar 20-25 persen dari kapasitas yang dibutuhkan. Oleh karenanya, untuk memperbanyak fasilitas pengeringan, pemerintah bakal mengadakan pengadaan dryer melalui kredit usaha rakyat (KUR) pada Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi).
 
"Kita sudah bicara dengan perpadi, asosiasi penggilingan padi tapi yang menengah kecil bukan yang besar-besar, mereka mengusulkan agar KUR bisa didapat oleh mereka. KUR itu kan pascapanen," tutur Darmin.
 
Mantan Gubernur Bank Indonesia ini menambahkan dryer yang dimaksud merupakan dryer produksi dalam negeri, bukan dryer impor.
 
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Muzdalifah mengatakan dengan adanya fasilitas KUR tersebut diharapkan setiap penggilingan memiliki dryer.
 
"Penggilingan kecil kan banyak sekitar 1.700 sekian, kita harapkan nantinya punya dryer," kata Muz sapaan akrabnya.
 
Lebih jauh Muz menambahkan pascapanen merupakan bagian yang paling penting dalam proses pertanian, sebab seringkali produktivitas tidak maksimal saat panen karena kualitas hasil panen yang buruk akibat tak ada alat pengering saat musim hujan.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan