"Kami bersyukur pada 2018 membukukan peningkatan laba 65,7 persen," kata Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari, saat pemaparan kinerja 2018, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin, 11 Maret 2019.
Selain itu, Toni EB Subari menambahkan Mandiri Syariah membukukan kinerja yang makin baik seiring fokus bertumbuh pada segmen ritel dan pengembangan transaction banking. Beberapa pengembangan ke arah transaction banking yang dilakukan sepanjang 2018 di antaranya layanan mobile banking dengan beragam fitur dan pembukaan rekening online.
Selain itu, juga mencakup layanan asisten interaktif Aisyah. Pengembangan bisnis ke arah transaction banking, lanjut Toni, akhirnya meningkatkan pendapatan berbasis fee atau Fee Based Income (FBI). Kondisi itu yang turut mendongkrak laba bersih pada 2018 menjadi Rp605 miliar. Peningkatan laba antara lain ditopang oleh membaiknya FBI sebesar 19,4 persen.
"Dari semula Rp943 miliar pada 2017 menjadi Rp1,13 triliun per akhir 2018. FBI Mandiri Syariah bersumber dari jasa transaksi dan lainnya," tuturnya.
Selain dari FBI, sumber laba lainnya adalah pertumbuhan pendapatan margin bagi hasil bersih yang naik Rp402 miliar atau secara tahunan tumbuh 5,52 persen menjadi Rp7,69 triliun per akhir 2018. Pendapatan margin bagi hasil bersih di 2017 sebesar Rp7,29 triliun. Pertumbuhan margin bagi hasil bersih didorong oleh pertumbuhan dan perbaikan kualitas pembiayaan.
Selama 2018 indikator bisnis perusahaan seperti pertumbuhan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan pembiayaan sangat baik. "Tahun ini dengan total aset mencapai Rp98,34 triliun maka Mandiri Syariah sudah naik ke peringkat 15 di Indonesia. Kami sudah masuk 15 bank besar," klaim Toni.
Sementara itu, DPK tumbuh 12,30 persen (yoy) dari Rp77,90 triliun per Desember 2017 menjadi Rp87,47 triliun pada Desember 2018. Komposisi low cost fund sebesar Rp44,46 triliun atau tumbuh 10,16 persen (yoy) atau porsinya 50,82 persen dari total DPK yang berhasil dihimpun.
"Dengan penambahan 759 ribu rekening baru, total rekening nasabah Mandiri Syariah per Desember 2018 menjadi 7,99 juta rekening," tuturnya.
Direktur Finance and Strategy Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho menambahkan Mandiri Syariah akan tetap fokus pada penghimpunan dana murah dan melanjutkan fitur-fitur digital bank untuk meningkatkan transaksi. Bahkan, tambahnya, Mandiri Syariah paham dunia keuangan sudah berubah dengan hadirnya fintech.
Oleh karena itu, masih kata Ade Cahyo, bank harus berbenah dengan menyediakan fitur yang sesuai kebutuhan nasabah. Dari sisi segmen, Mandiri Syariah tetap fokus pada segmen ritel. Saat ini fitur yang telah dikembangkan Mandiri Syariah adalah QR Pay, serta layanan crowdfunding.
"Sebagai institusi syariah kami percaya bahwa salah satu ciri khas generasi milenial adalah peduli dan berbagi," kata dia, seraya menambahkan Mandiri Syariah menghadirkan fitur wakaf digital melalui mobile banking dan web khusus, selain fitur pembayaran zakat yang sudah hadir lewat mesin ATM dan mobile.
Sedangkan dari sisi pembiayaan, sampai dengan akhir 2018 Mandiri Syariah telah menyalurkan sebesar Rp67,75 triliun atau tumbuh 11,63 persen dibandingkan dengan Rp60,69 triliun pada akhir 2017. Pertumbuhan pembiayaan tersebut diiringi dengan perbaikan kualitas yang tercermin dari penurunan NPF Nett yang turun dari 2,71 persen menjadi 1,56 persen.
Pembiayaan segmen ritel mencatatkan pertumbuhan lebih tinggi. Segmen ini tumbuh 15,49 persen dari semula Rp34,59 triliun per akhir 2017 menjadi Rp39,95 triliun per akhir 2018. Adapun pembiayaan segmen wholesale yakni korporat dan komersial tumbuh 6,5 persen secara yoy dari semula Rp26,1 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp27,79 triliun pada akhir 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id