"Kalau menurut data kami ada. Sekitar hampir 20 persen meningkat," ujar Junaidi di kantor Lion Parcel, Jakarta Barat, Jumat, 8 Maret 2019.
Sebagai informasi, maskapai Lion Group memutuskan menaikkan tarif SMU sebesar 15 persen. Sementara maskapai Garuda Indonesia menaikkan SMU sebesar 50 persen dari sebelumnya. Keputusan ini disebut sebagai dampak dari meningkatnya biaya operasional yang ditanggung maskapai.
Sebagai alternatif dari penaikan tarif kargo dan SMU, PT Lion Express lewat jasa pengirimannya Lion Parcel bekerja sama dengan Kalog, menawarkan solusi pengiriman barang lebih hemat dan cepat, terutama untuk cakupan area Pulau Jawa.
Junaidi mengatakan mengirim barang dengan Kalog bisa lebih ekonomis, terjangkau, dan cepat dibandingkan lewat udara. Dia mencontohkan pengiriman barang ke Purwokerto, apabila menggunakan kargo udara cukup memakan waktu karena harus transit di Yogyakarta. Dengan Kalog, pengiriman barang bisa langsung tanpa transit.
"Kami punya 75 titik outlet stasiun, ada di Purwokerto, Kroya, Cirebon, Malang, Banyuwangi, dan sebagainya. Tempat yang pesawat tidak bisa mendarat, kami bisa," kata Junaidi.
Pada kerja sama ini tidak hanya Lion Air yang bisa mengirimkan barang melalui Kalog. Sebaliknya, Kalog juga bisa mengirimkan barang melalui maskapai Lion Group ke wilayah lain.
Dengan kerja sama ini Junaidi memproyeksikan pendapatan Kalog meningkat sebesar 30 persen. Adapun selama ini, kata dia, Kalog baru menyumbang 20 persen pendapatan ke PT KAI.
"60 persen pendapatan PT KAI itu dari angkutan barang yang terdiri dari 40 persen batu bara, 20 persen kurir kontainer, dan 20 persen sisanya logistik (Kalog). Semoga setelah kerja sama ini pendapatan naik 20-30 persen," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News