Ilustrasi -- MI/RAMDANI
Ilustrasi -- MI/RAMDANI

Kadin Prihatin dengan Gejolak Situasi Politik

Rizky Noor Alam • 02 Oktober 2014 19:38
medcom.id, Jakarta: Ketua umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Suryo Bambang Sulisto, mengungkapkan bahwa pihaknya turut prihatin dengan situasi politik dalam negeri saat ini, yang terkesan sedang terjadi tarik-menarik kekuatan.
 
"Bukan Kadin saja yang khawatir, saya kira semua pihak termasuk masyarakat internasional khawatir terhadap perkembangan politik yang terjadi di dalam negeri kita. Kita semua tahu bahwa kemarin terjadi gejolak politik di Thailand, dan sekarang baru-baru ini terjadi Hong Kong, jangan sampai hal tersebut terjadi di Indonesia," ungkapnya di Jakarta, Kamis (2/10/2014).
 
Lebih lanjut dia menambahkan dengan terjadinya tarik menarik kekuatan saat ini membuat perkembangan Indonesia ke depan tidak menentu. “Ada semacam adu kekuatan, perebutan kekuatan, tanpa adanya proses musyawarah mufakat yang selama ini kita banggakan. Jadi mau di bawa kemana?" tambahnya.

Dia mengharapkan adanya suatu konsensus politik untuk menciptakan kondisi perekonomian yang stabil.
 
"Intinya kita sangat prihatin dan mengharapkan terjadinya suatu konsensus politik. Semua ingin Indonesia maju. Kalau di dalam negeri kondisinya tidak stabil pasti akan berdampak pada perekonomian, arus investasi dan terganggunya penciptaan lapangan kerja. Ini kan sangat kita sayangkan dan kita harus berupaya untuk hindari ini agar tidak terjadi," tambah Suryo.
 
Menurutnya tanpa adanya gejolak politik, kondisi perekonomian sudah sulit karena dihadapkan dengan persaingan daya saing yang semakin ketat. Sehingga kalau ditambah dengan ketidakpastian politik akan tambah mempersulit.
 
"Tanpa gejolak saja kita sudah sulit, kita sudah harus berupaya meningkatkan tingkat daya saing kita, kita harus survive dalam persaingan ekonomi yang semakin keras, apa lagi kalau ditambah dengan ketidakpastian. Contohnya kemarin yang terjadi di DPR kan tidak memberikan sinyal yang baik ke depan," jelasnya.
 
Baginya sudah saatnya para pemangku kepentingan mengenyampingkan kepentingan-kepentingan kelompok demi kepantingan yang lebih besar yaitu masyarakat dengan cara bekerja sama danbrsinergi untuk mengahadapi tantangan yang semakin berat.
 
"Untuk itu kita ingin agar kita harus duduk bersama dan bersinergi untuk menghadapi tantangan ke depan yang sangat berat. Kalau bisa kita harus berpikir untuk kepentingan yang lebih besar, jangan kepentingan kelompok saja. Jangan lupa pendapatan negara 70 persen dari swasta, kita pegang perang yang penting dan strategis. Mari bersama-sama hilangkan perbedaan ini untuk menciptakan konsensus agar tercipta iklim yang lebih tentram," tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan