Industri baja. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Industri baja. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Commonwealth Steel Perbesar Subtitusi Impor Bola Baja

Anshar Dwi Wibowo • 02 Desember 2014 18:51
medcom.id, Jakarta: PT Commonwealth Steel Indonesia memperbesar peranannya dalam subtitusi impor produk bola baja. Perseroan memasok bola baja untuk sejumlah perusahaan seperti PT Newmont, PT Freeport, dan sejumlah pabrik semen di dalam negeri.
 
"Kita memasok untuk semua industri lokal," ujar Presiden Direktur PT Commonwealth Steel Indonesia Adrian Boltong di Cilegon, Banten, Selasa (2/12/2014).
 
Sebelumnya, perseroan mempunyai pabrik yang memproduksi bola baja sebanyak 30 ribu ton per tahun. Adapun dengan perluasan pabrik baru yang diberi nama proyek Adik, perusahaan mendapat tambahan produksi sebesar 50 ribu ton per tahun. Kedua pabrik memproduksi ukuran bola baja yang berbeda.

Proyek Adik yang menelan investasi sebesar USD24 juta otomatis mengurangi impor bola baja dari Australia yang selama ini dilakukan perusahaan dengan nama beken Moly Cop ini. Ditambah, produknya menjadi substitusi impor untuk keperluan pengolahan tambang, penghancur batu bara, dan industri penggilingan. Sekedar informasi, kebutuhan bola baja dalam negeri saat ini sekitar 100 ribu ton per tahun.
 
"Alasan dari ekspansi untuk meningkatkan produksi nasional. Dengan proyek Adik, kita bisa mengatakan untuk ukuran bola baja (lebih besar) bisa dibuat di Indonesia," tuturnya.
 
Adrian mengungkapkan, bahan baku pembuatan bola baja diambil dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, sementara sisanya masih impor. Namun, dia tidak mau merinci berapa porsi pasokan bahan baku dari KS dan dari impor. Satu hal yang pasti, lanjutnya, Moly Cop merupakan pemain besar dengan pangsa pasarnya lebih dari 50 persen di dalam negeri.
 
Dalam 4-5 tahun ke depan, dia menuturkan, anak usaha dari Arrium yang berpusat di Australia ini juga akan melebarkan bisnis melalui proyek Bungsu. Diproyeksikan, kapasitas produksi bola bajanya mencapai 100 ribu ton per tahun.
 
Menteri Perindustrian Saleh Husin menyambut baik perluasan bisnis Commonwealth Steel Indonesia. Pasalnya, produk tersebut dipakai oleh beberapa perushaan besar di Indonesia seperti PT Newmont dan PT Freeport. Begitu juga dengan sejumlah pabrik semen. Kedepan, dia berharap impor produk baja bisa semakin dikurangi.
 
"Selama ini banyak pabrik semen yang impor bola ini. Kami harapkan kalau ini berkembang, tambang dan semen tidak impor lagi, cukup dari sini," tuturnya.
 
Saleh berharap, Moly Cop bisa meningkatkan kapasitas produksinya. Muaranya, produk tersebut bisa diekspor dan menghasilkan nilai tambah untuk Indonesia. Seiring dengan hal tersebut, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) juga dapat ditingkatkan.
 
"Kami dukung agar industri ini terus berkembang agar ada nilai tambah," ucapnya.
 
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kemenperin Harjanto mengungkapkan, pemerintah akan mengawal proyek Bungsu. Jika hal tersebut terealisasi pemerintah harus melakukan proteksi agar baja yang dipakai berasal dari Indonesia. Begitupun dengan bahan bakunya, dimaksimalkan berasal dari lokal.
 
"Jadi bahan baku dari KS sebagian dan sebagian impor. Tapi kami dorong untuk menggunakan dari dalam negeri. Lebih banyak dari KS bahan bakunya daripada impor. Ini juga mendorong perluasan pasar KS," ucapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan