Laporan tersebut disampaikan Coordinator Regional State of the Cities Report UN-Habitat, Jose Maseland, di hadapan negara-negara peserta Asia Pacific Experts Group Meeting for Habitat III, di Bogor (26/11). Peserta dari Nepal, Kamboja, Laos, Timor Leste, Myanmar, Filipina, dan China saling bertukar pengalaman dan mendengarkan pengalaman Indonesia dalam menyusun Draf Pertama National Report yang harus disusun oleh mereka.
"Globalisasi berdampak pada terbukanya perbatasan antar negara, hal itu berkonsekuensi pada keniscayaan kerja sama regional untuk mengidentifikasi isu utama saat ini yaitu, demografi, ekonomi, lingkungan, dan perkotaan," kata Jose, seperti dikutip dari laman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ((PU-Pera), Kamis (27/11/2014).
Gelagat tersebut sudah menjadi agenda utama Indonesia dan dituangkan dalam draf pertama National Report Indonesia sebagai isu Agenda Baru Perkotaan. Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bidang Hubungan Antar Lembaga, Ruchyat Deni Djakapermana menyampaikan isu agenda baru perkotaan diantaranya, Agenda Pembangunan Perkotaan sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Berkelanjutan Nasional, Agenda Baru Demografi Perkotaan, Tanah dan Perencanaan Perkotaan, Urbanisasi dan Lingkungan Hidup, Tata Kelola Peraturan Perundangan Perkotaan, Ekonomi Perkotaan, serta Perumahan dan Pelayanan Dasar.
Jose Maseland menambahkan, isu agenda perkotaan ke depan tersebut sayangnya tidak didukung dengan data yang akurat sebagai baseline pembangunan perkotaan. "Banyak pelaku ekonomi dan lembaga pembiayaan global, konsultan, dan swasta yang mencari data komprehensif sebuah kota, namun tidak disediakan oleh pemerintah," ujarnya.
Jika pemerintah kota dapat menyediakan informasi yang benar kepada orang dan waktu yang tepat, Jose yakin pemerintah dapat menyusun keputusan yang terukur dan berdampak pada keputusan yang mereka jalankan.
Pertemuan negara-negara dalam forum dua hari ini berusaha untuk menjawab bagaimana pemerintah pusat dan daerah beradaptasi dan mencontoh pengalaman negara lain, serta bagaimana menjamin keberlanjutan dan keseimbangan pembangunan perkotaan. Jose mencontohkan pada tahun 1990 hanya ada lima di Asia, yaitu Tokyo dan Osaka-Kobe (Jepang), Mumbai dan Kolkata (India), dan Seoul (Korea), namun saat ini telah berkembang menjadi 17 kota besar di dunia ada di Asia Pasifik.
"Bahkan dari tahun 1990-2030, diprediksikan Shanghai, Beijing, Dhaka, Karachi and Delhi mengalami peningkatan empat kali jumlah populasi penduduk. Ini perkembangan yang luar biasa," tutur Jose.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News