Presiden Direktur Grup Parna Raya Charles Simbolon mengatakan KPI didirikan untuk mengembangkan usaha Parna Raya Group yang mulai merambah pada sektor-sektor bisnis khusus.
"Parna Raya Group menyoroti perkembangan pangsa pasar amoniak yang kian meningkat, sementara di negara kita ketersediaannya sangat kurang. Oleh karena itu, Parna Raya memutuskan untuk memasuki ranah industri petrokimia dengan memproduksi amoniak," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, 24 Mei 2019.
Induk perusahaan KPI ini berdiri sejak 1972 sebagai perusahaan yang bergerak dalam industry transportasi darat. "Industri transportasi perusahaan ini adalah embrio yang melahirkan sejumlah anak perusahaan dan salah satunya adalah KPI," ujar Charles.
Menurut dia, KPI adalah satu-satunya perusahaan yang memproduksi Anhydrous Ammonia (amoniak) berbahan baku gas bumi di Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada lahan yang memiliki luas kurang lebih delapan hektare di kawasan Industri PT Kaltim Industrial Estate (KIE), Kelurahan Guntung, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan Timur.
"KPI juga memiliki kantor perwakilan di Jakarta yang berlokasi di Menara Imperium Lantai 12, Jakarta Selatan," jelas dia.
KPI mampu menghasilkan amoniak hingga 1.500 metrik ton per harinya. Amoniak yang diproduksi bahkan sukses diekspor kebeberapa negara sepertiJepang, Korea, Australia, Filipina, dan Thailand. "Selain itu, amoniak yang diproduksi juga disuplai ke sejumlah perusahaan domestik, termasuk beberapa BUMN milik pemerintah," papar Charles.
Charles mengungkapkan, pada awal berdiri, KPI bekerja sama dengan beberapa penanam modal asing dengan awal kepemilikan 25 persen saham oleh PT Parna Raya.
"Lalu pada 2013, beberapa investor asing mengalihkan saham KPI ke Parna Raya. Investor tersebut adalah Nippon Yusen Kaisha (NYK), Mitsubishi Corporation (Jepang), dan Asahi Chemical (Jepang). Sehingga akhirnya Parna Raya berhasil menguasai 90 persen saham milik KPI. Sedangkan sisa saham sebesar 10 persen dimiliki secara pribadi oleh Marihad Simbolon," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News