"Setiap terjadi depresiasi rupiah, maka margin laba perusahaan akan tergerus," ujar tim analis DBS Group dalam keterangan resminya, Jumat, 27 September 2019.
Adapun pertumbuhan ritel online diperkirakan masih akan pesat. Beberapa faktornya karena harga yang ditawarkan lebih murah, sistem berbelanja yang nyaman, menghemat waktu, bisa memilih lebih banyak produk dari penjual yang beragam, serta meningkatnya jumlah pengguna internet dan telepon pintar.
"Penjualan ritel melalui internet di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat," imbuh David.
Pada 2018, penjualan e-commerce naik menjadi empat persen dari total penjualan ritel di Tanah Air. Selama periode 2007 hingga 2018, total penjualan online rata-rata tumbuh sebesar 25,3 persen per tahun.
"Penjualan online ini tentu saja jauh melampaui rata-rata penjualan offline yang tumbuh sembilan persen per tahun di periode yang sama," ungkapnya.
Penjualan ritel online di Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh, karena didukung oleh pembangunan infrastruktur, tinggginya tingkat penetrasi telepon pintar, dan meningkatnya populasi penduduk berpenghasilan menengah.
"Para pemain e-commerce tidak hanya menjual produk lewat platform Tokopedia, Shopee, Lazada, Zalora, Blibli, atau Bukalapak saja, tapi juga menjual produk lewat media sosial, seperti Instagram," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News