"Ketika KUR suku bunganya ditekan jadi tujuh persen, koperasi semakin susah menyalurkan kredit karena bunga mereka paling kecil 11-13 persen," ujarnya di kutip dari Antara, Minggu, 14 Juli 2019.
Bunga koperasi itu karena cost of fund yang tinggi. Dia pun melanjutkan bahwa pemerintah memang telah memberi solusi melalui kemitraan dengan lembaga yang telah profesional dalam bidang penyaluran kredit program, salah satunya PT Bahana Artha Ventura (BAV).
"Pemerintah ikut andil dengan memberikan kredit UMI (ultra mikro) untuk UMKM disalurkan melalui lembaga koperasi yang bermitra dengan BAV," ujar Yeni.
Dia juga mengakui tidak semua koperasi memiliki kapabilitas untuk memenuhi persyaratan yang diajukan BAV, sehingga tidak bisa lolos seleksi.
"Kredit UMI itu menjadi peluang untuk koperasi. Tapi belum banyak (koperasi) yang ikut serta," ujar Yeni.
Oleh karena itu, Yeni menyarankan pemerintah membuat segmentasi untuk penyaluran kredit di Indonesia sehingga koperasi bisa menyaingi perbankan dalam penyaluran kredit.
"Misalnya perbankan ditujukan untuk plafon kredit maksimal Rp500 juta, kalau koperasi maksimal Rp50 juta. Tapi sekarang masih belum," ujar Yeni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id