"Oleh karenanya, kami fokus terhadap peningkatan investasi dan ekspor. Kami akan meyakinkan para calon investor sektor industri agar mau masuk ke Indonesia, terutama untuk menghasilkan produk substitusi impor," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangan resminya, Minggu, 16 Februari 2020.
Agus meminta kepada semua jajarannya agar memiliki kemampuan menganalisa pencapaian target kuantitatif. "Sebab yang terpenting adalah bisa menyusun response policy yang cepat dan tepat,” tegasnya.
Langkah lainnya, Agus mengatakan kementeriannya menargetkan lebih banyak realisasi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. "Kami sangat optimistis dengan beberapa komitmen industri skala besar, seperti Hyundai, Toyota, dan Amazon," sebutnya.
Kemudian, guna menggenjot nilai ekspor manufaktur nasional, Agus mengklaim Kemenperin semakin aktif mengajak pelaku industri lebih agresif lagi membuka peluang pasarnya di negara-negara nontradisional. Di samping itu, perlunya perluasan atau diversifikasi produk ekspor yang diarahkan untuk dapat menikmati fasilitas pembiayaan ekspor.
Menurut Agus, pembentukan lembaga pembiayaan industri merupakan hal yang sangat penting sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.
"Kami meyakini, dengan dibentuknya lembaga pembiayaan, bisa memberikan ruang bagi industri dalam negeri untuk masuk ke produk yang selama ini masih di impor. Jadi, industri kita bisa mudah mendapatkan modal," ungkapnya.
Dalam waktu dekat, Agus mengatakan pihaknya bakal melakukan safari ke sejumlah stakeholder, termasuk lembaga pembiayaan kredit.
"Kami berharap mereka meningkatkan pagu kredit dan memperluas jenis produk manufaktur. Contohnya, kami akan berbicara dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), agar misalnya memperluas program hingga mencakup produk-produk komponen otomotif," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News