Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto : Mi/Susanto.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto : Mi/Susanto.

Sri Mulyani Lantik Direktur Utama BPDP Kelapa Sawit

Eko Nordiansyah • 02 Maret 2020 21:18
Jakarta: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik Eddy Abdurrachman sebagai Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit menggantikan Dono Boestami. Sri Mulyani juga menunjuk Zaid Burhan Ibrahim sebagai Direktur Keuangan, Umum dan Manajemen Risiko, serta Nugroho Adi Wibowo sebagai Kepala Divisi Pengembangan Biodiesel di BPDP Kelapa Sawit.
 
Dirinya mengatakan tugas dan tanggung jawab BPDP Kelapa Sawit sangat berat dan penuh tantangan. Saat ini Indonesia telah menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia atau lebih dari dari 55 persen produksi dunia. Industri sawit telah menjadi penghasil devisa terbesar dengan kontribusi sebesar 13,5 persen dari total ekspor non migas sebesar USD22,3 miliar.
 
"Selain itu, industri sawit juga meningkatkan kemandirian energi dengan cara menggantikan bahan bakar fosil dengan bahan bakar terbarukan berbahan dasar sawit. Melalui program Biodiesel 30 persen (B30), industri sawit bisa berperan dalam penghematan devisa melalui pengurangan impor solar senilai USD8 miliar per tahun," kata dia di Gedung Kemenkeu, Jakarta Pusat, Senin, 2 Maret 2020.

Industri sawit mengalami tekanan yang cukup berat di 2019 karena harga CPO jatuh sampai di bawah harga keekonomiannya. Hal ini berdampak pada harga tandan buah segar di tingkat petani. Pemerintah kemudian mengambil kebijakan untuk tidak memberlakukan pungutan untuk meringankan beban industri kelapa sawit.
 
Di samping itu untuk mengurangi kelebihan stok CPO di dalam negeri, pemerintah memberlakukan program B30 mulai 1 Januari 2020 sebagai salah instrumen stabilisasi harga. Program ini berhasil mengangkat harga sampai di atas harga keekonomiannya, yakni harga CPO saat ini adalah di atas USD750 per ton.
 
"Sekarang telah dikenakan pungutan kembali karena harga sudah di atas batas. Perlu diwaspadai, pelemahan ekonomi dunia sebagai dampak perkembangan virus novel corona terhadap permintaan CPO dunia, dalam hal ini Tiongkok sebagai importir terbesar kedua dari CPO kita," jelas dia.
 
Sri Mulyani mengingatkan agar BPDP Kelapa Sawit tetap menjaga akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan terkait pengelolaan dana BPDP Kelapa Sawit adalah program peremajaan tanaman sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang menargetkan 500 ribu hektare dalam waktu tiga tahun.
 
BPDP Kelapa Sawit menurutnya bisa menggandeng penguatan pembiayaan untuk peremajaan sawit dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Prosedur peremajaan kelapa sawit juga telah dipermudah, dari sebelumnya terdapat 14 syarat, menjadi delapan syarat. Selanjutnya, sesuai arahan Komite Pengarah agar dipermudah lagi menjadi dua syarat.
 
"Keberhasilan peremajaan juga akan menjaga ketersediaan bahan baku biodiesel (B30) dengan harga yang lebih murah. Selain itu, juga dapat meningkatkan pasokan pengembangan energi lanjutan B30 menjadi green diesel, green gasoline dan green fuel untuk menuju kemandirian energi nasional," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan