"Secara agregat, pertumbuhan konsumsi riil masyarakat cukup stabil, di kisaran lima persen, artinya konsumsi masyarakat tetap tumbuh dari tahun ke tahun," kata Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam diskusi di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 19 Juli 2018.
Hal lain yang perlu diperhatikan juga, lanjut Bambang, bahwa konsumsi riil per kapita pada kuartal I 2018 lebih tinggi dari kuartal I beberapa tahun sebelumnya, yaitu mencapai Rp5,2 juta per kapita. Ini menunjukkan daya beli masyarakat yang tetap terjaga dengan baik.
Meningkatnya konsumsi masyarakat tercermin juga dari peningkatan impor barang konsumsi yang merupakan indikasi sinyal positif terhadap naiknya daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Impor barang konsumsi per kapita juga terlihat meningkat, yang saat ini mencapai USD15 per kapita per kuartal.
Impor barang konsumsi yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia terutama adalah barang konsumsi setengah tahan lama, seperti mainan anak, barang plastik, dan sepatu, serta barang konsumsi tak tahan lama semisal parfum dan obat-obatan. Sementara itu, barang konsumsi tahan lama yang banyak diimpor adalah mesin pendingin.
Selain itu, perubahan tren gaya hidup masyarakat Indonesla bisa dilihat melalui perubahan pola konsumsi, yaitu porsi belanja jasa yang meningkat serta kecenderungan belanja melalui layanan daring (online). Dalam kurun waktu 10 tahun, proporsi belanja transportasi dan komunikasi serta belanja restoran dan hotel mengalami peningkatan, seiring dengan tren kebutuhan rekreasi dan komunikasi yang meningkat.
Sepanjang 2017, sekurangnya 28 juta penduduk Indonesia membeli barang konsumsi melalui e-commerce, yang kenaikannya mencapai 13 persen dari tahun sebelumnya. Ke depan pengguna internet diprediksi akan terus meningkat sehingga akan terus mendorong masyarakat untuk belanja melalui e-commerce.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News